Jumat, 29 Agustus 2015
– Perjalanan dari Singapura ke Hangzhou
Mendarat di Singapura waktu menunjukkan pukul 23.30,karena ada beda waktu satu jam dengan jakarta . masuk bandara changi, waw.. Beda banget dengan jakarta. Bandara soekarno hatta cenderung crowd, sedangkan Changi lebih futuristic, semua lantai dilapisi karpet, untuk berpindah dari terminal satu menuju terminal lainnya anda bisa berjalan di terminal transit yang dibantu dengan eskalator atau tangga berjalan, kalau anda capek dan malas anda bisa naik sky train yang berjalan otomatis tanpa supir. Keren.. Kan. Kalau anda capek berjalan setiap 100 meter disediakan air minum gratis, teguk langsung ke mulut dan juga toilet. Budaya melayu masih kental di sini sehingga jika anda tak paham bahasa inggris untuk hari itu juga kalo , awak bisa cakap sini… Hampir satu jam berjalan mengikuti arah dari terminal 3 menuju terminal satu, tibalah saya di pintu keberangkatan C17 milik maskapai penerbangan Xiamen Airlines. Waktu itu menunjukkan pukul 01.30. Pintu belum dibuka karena pesawat dijadwalkan berangkat pukul 02.30, sehingga direncanakan pukul 02.00 boarding dibuka. Saya pikir masih ada waktu satu jam lagi, sambil menunggu saya berbaring di lantai yang empuk karena dilapisi karpet tebal. Kurang lebih setengah jam berbaring, akhirnya pintu keberangkatan Xiamen Airlines dibuka. Wah ternyata antrian panjang, malas mengantri saya berjalan menuju koridor untuk mencari toilet. Sayangnya, petugas cleaning services sedang bekerja sehingga saya harus mencari toilet lain.
Begitu masuk ruang tunggu, satu persatu penumpang dipanggil untuk masuk pesawat
– Perjalanan dari Bandara Xiaoshan ke Huachen Holiday Hotel , Hangzhou.
Sebelum turun dari pesawat Xiamen Airlines, hati ini terus bertanya bagaimana kalau nanti sudah turun, siapakah yang menjemput? Pertanyaan itu terus menghantui pikiran, karena e-mail sebelumnya, yang dikirim dari bandara Singapura belum mendapat respon. Bagaimana mau respon, sambungan data internet aja dimatikan, kalau dihidupkan kena roaming internasional yang mahalnya 20x lipat sambungan data di Indonesia. Kekhawatiran itu, alhamdulillah tidak terbukti. Setelah melewati pemeriksaan yang cukup ketat dari seorang polisi bandara, di pintu keluar saya melihat beberapa orang berdiri menunggu penumpang yang datang, seorang perempuan tiba-tiba mengangkat kertas bertuliskan INBAR. ya… Langsung saja pandangan saya tertuju kepada tulisan tersebut dan mengatakan itu am anang. Wanita itu tidak berkata melainkan menunjukkan isyarat agar saya segera keluar menuju kendaraan yang sudah disiapkan. Sepanjang perjalanan tidak banyak obrolan dengan supir, dan hanya sempat menanyakan nama siapa dan berapa jarak bandara ke kota Hangzhou.
Begitu sampai di hotel, barang bawaan saya berupa tas trolley dan backpack langsung dimasukkan ke kamar. Setelah itu, saya langsung diajak ikut kegiatan di botanical garden of Hangzhou. Dalam hati bertanya kenapa nih koordinator ngga ngerti banget ama saya, datang jauh, capek, mungkin perlu makan, perlu istirahat bukannya disuruh tenang dulu malah langsung disuruh jalan. Ya sudah, dijalankan saja. Ternyata dalam perjalanan menuju botanical garden dari hotel Hangzhou, saya mengalami rasa tidak enak, mual, terasa hendak muntah. Saya fikir tidak mungkin ikut kegiatan dan harus istirahat. Begitu sampai di pintu masuk botanical garden, saya membeli minuman dan makanan kemudian izin kepada guide agar kembali ke hotel untuk istirahat sampai jam 2. Jin Wei koordinator program mengizinkan saya beristirahat dan langsung dipesankan kamar. Saya mendapatkan kamar di lantai 5 tepatnya nomer. 3350. Segera saja masuk ke dalam kamar, bersih kan kaki. Sebelum tidur saya menyempatkan diri melihat jam, ternyata sudah jam 11, kalau di Indonesia sudah siap-siap melakukan shalat Jum`at, ini di china nggak terdengar suara adzan pun, ya sudah istirahat lah sampai waktu menunjukkan 13.30.
Perjalanan menuju kota Hangzhou (2)
Tinggalkan Balasan