Wawasan Biologi Lingkungan

Konsep Biologi Lingkungan
Berbicara tentang biologi lingkungan maka kita akan dihadapkan kepada pemahaman tentang bagaimana lingkungan kita bekerja dan bereaksi. Pengetahuan seperti ini tentunya membutuhkan pengetahuan yang mendalam tentang organisme apa saja yang hidup di dalamnya, bagaimana organisme berinteraksi dan sistem seperti apa yang digunakan untuk menunjang kehidupan di mana mereka berpartisipasi. Kita perlu menyadari bahwa bumi yang kita tinggali ini memiliki kapasitas, waktu, dan ruang yang terbatas. Pemahaman mengenai arti penting biologi lingkungan sangat berguna untuk pengembangan pengetahuan lain seperti : sejarah lingkungan, geografi, penggunaan dan pengembangan lahan, penilaian dampak lingkungan, pertanian dan kehutanan, perubahan iklim, pencemaran dan juga konservasi sumber daya.
Konsep Wawasan Lingkungan

Secara umum wawasan lingkungan yang digunakan manusia berabad lalu sampai sekarang cenderung menggunakan pendekatan antroposentrisme. Antroposentrisme memandang bahwa segala sesuatu di muka bumi meliputi segala sumber daya alam yang terbentang luas di segala sudut digunakan sepenuhnya untuk kepentingan manusia dan kebutuhan di dunia semata. Sehingga organisme lain yang berada di sekitarnya kurang diperhitungkan manusia untuk memanfaatkan sumber daya alam yang ada di muka bumi. Organisme lain tersebut termasuk di dalamnya tumbuhan, hewan, berbagai protista, jamur, eubakteri dan arkeabakteri seolah tidak punya hak yang sama dengan manusia. Padahal organisme lain ini berhak hidup dan melangsungkan kehidupannya. Memang organisme lain ada yang sangat mengganggu dan menyebabkan penyakit pada manusia. Manusia berupaya terus membasmi berbagai organisme pengganggu ini. Sementara terdapat berbagai makroorganisme yang terpaksa mengalah dan terdesak oleh berbagai kepentingan manusia akhirnya mati danmusnah. Makroorganisme ini sekarang ini hanya tersisa beberapa spesies dan bahkan populasinya hanya dalam jumlah sedikit dan dalam kondisi terancam. Akibat manusia menjadi terlalu dominan di alam bumi ini (Sueb, 2014).

Konsep Islam dalam memandang lingkungan memang jauh berbeda dibandingkan dengan konsep di atas (pendekatan antroposentrisme). Islam memandang bahwa pengelolaan lingkungan dan sumber daya harus dilandasi oleh keyakinan bahwa dia adalah seorang hamba yang diberi tugas sebagai khilafah (pelaksana) di muka bumi ini dalam rangkaian beribadah kepada Allah Subhanahuwata’ala semata dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun, juga mengikuti tuntunan dari utusan-Nya yakni Muhammad Shallallahu alaihi wasallam. Pengetahuan terhadap hal tersebut akan menuntun manusia untuk bijaksana dan arif memanfaatkan keterbatasan bumi ini dan beramal dengan sebaik-baiknya, kemudian memperoleh balasan atas perbuatan baik tersebut di akhirat nanti. Islam adalah agama yang sempurna mengatur sendi-sendi kehidupan bukan hanya kehidupan manusia tapi semua makhluk (nyata maupun ghaib). Konsep Islam yang diadopsi di negara kita terdapat pada Undang-Undang Lingkungan No. 4 Tahun 1982 yang menyatakan bahwa lingkungan hidup, yaitu sistem yang merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang menentukan perikehidupan serta kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lainnya.

Meskipun demikian, manusia adalah makhluk yang memiliki beban paling berat, karena manusia sudah menyanggupi dirinya menjadi pengelola (khalifah) di muka bumi ini dan tentunya yang paling bertanggung jawab atas keberlangsungan hidup bumi ini. Kita mengenal bahwa lingkungan diketahui terdiri atas unsur biotik seperti : manusia, hewan, dan tumbuhan dan juga unsur abiotik seperti : udara, air, tanah, iklim dan lainnya. Allah Subhanahu wata’ala berfirman : “Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. Dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan (Kami menciptakannya pula) makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi rezeki kepadanya.” (Al Qur’an Surat Al Hijr : 19 – 20).

Lingkungan hidup sebagai sumber daya yang disediakan oleh Allah Subhanahu wata’ala adalah media utama kehidupan yang dapat dimanfaatkan manusia guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Allah Allah Subhanahu wata’ala berfirman :“Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya, dan makanlah sebagian dari rizki-Nya. Dan hanya kepada-Nya lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (Al Qur’an Surat Al Mulk : 15). Akan tetapi, lingkungan hidup sebagai sumber daya mempunyai regenerasi dan asimilasi yang terbatas. Selama eksploitasi atau penggunaannya di bawah batas daya regenerasi atau asimilasi, maka sumber daya terbaharui dapat digunakan secara lestari. Akan tetapi apabila batas itu dilampaui, sumber daya akan mengalami kerusakan dan fungsinya sebagai faktor produksi dan konsumsi atau sarana pelayanan akan mengalami gangguan.

Konsep Penguasaan Biologi Lingkungan

Untuk tujuan penguasaan pengetahuan Biologi, menurut KOBI (2015) diperlukan setidaknya tiga aspek penguasaan penting yang masing-masing mengandung pemahaman tersendiri yakni : (1) Penguasaan pengetahuan tentang prinsip- prinsip biologi (misal: konsep spesies, populasi, gen) ; (2) Penguasaan pengetahuan tentang konsep aplikasi bidang biologi (misal: konsep mengaplikasikan metode analisis vegetasi untuk konservasi sumber daya hayati), dan (3) Penguasaan pengetahuan tentang prinsip dasar aplikasi perangkat untuk keperluan analisis dan sintesis di bidang Biologi (misal: prinsip dasar aplikasi mikroskop ). Dalam hal ini, lulusan biologi dituntut memiliki aspek lain yakni Kemampuan Kerja (Khusus) yang dijabarkan menjadi tiga kemampuan, yaitu : (1) kemampuan lulusan dalam memecahkan masalah sederhana di bidang Biologi berkaitan dengan kontribusinya dalam suatu tim/organisasi untuk pengambilan keputusan yang tepat, (2) kemampuan memanfaatkan keilmuan Biologi dalam kehidupan sehari-hari baik bagi dirinya sendiri maupun masyarakatnya, dan (3) kemampuan untuk melaksanakan ide kreatif dalam mengelola sumber daya hayati di lingkungan tertentu (lingkup spesifik).
Kajian Biologi
Dalam bidang kajian biologi, cabang ilmu pengetahuan alam ini mempelajari tentang sistem organisasi makhluk hidup yang mencakup kajian struktur, proses, keanekaragaman dan kelangsungan sistem tersebut. Karena itu kajian biologi selanjutnya didalami pada :
(1) Biologi Sel dan Molekuler yang mempelajari organisasi benda hidup tingkat sel dan sub-seluler,
(2) Fisiologi mempelajari proses-proses yang terjadi dalam sistem benda hidup,
(3) Genetika yang mempelajari substansi gen dan proses-proses pewarisannya untuk menjamin kelangsungan sistem benda hidup,
(4) Struktur dan Perkembangan yang mempelajari organisasi tingkat individu dan perubahan ontogenik organisasi tersebut,
(5) Biosistematika dan Evolusi yang mempelajari keanekaragaman mahluk hidup dan sejarah filogeninya, serta
(6) Ekologi yang mempelajari organisasi interaksi individu dari tingkat populasi, komunitas, ekosistem sampai dengan biosfer.
Enam bidang kajian tersebut kemudian disebut sebagai Bonggol Ilmu Biologi.
Ekologi sebagai Dasar Ilmu Lingkungan
Dalam kajian biologi lingkungan, ekologi menjadi dasar pengembangan keilmuan dan pemanfaatan konsep serta aplikasinya. Dengan demikian, bahan kajian minimum
yang harus dikuasi mahasiswa peminat biologi lingkungan adalah meliputi hal-hal berikut ini :
1. Ekologi: konsep populasi dan komunitas, habitat dan relung ekologis, Interaksi organisme dengan lingkungannya, food web dan food chain, ekosistem.
2. Ekologi Populasi: Dinamika populasi dan faktor pembatas.
3. Ekologi Komunitas: suksesi dan dinamika komunitas.
4. Biodiversitas: Ruang lingkup, Biodiversity value,dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
5. Biokonservasi: prinsip dasar, ecosystem services, rancangan dan manajemen konservasi.
6. Ilmu Lingkungan: Ruang lingkup dan elemen-elemen lingkungan, kualitas lingkungan hidup, masalah lingkungan,sumber daya air, tanah dan batuan.
Pustaka

Mitchell, B., dkk. (2000). Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.

Sueb. (2014). Mengembangkan Wawasan Lingkungan dengan Menggunakan Paradigma Ekologis Baru Sebagai Upaya Mengurangi Pencemaran Lingkungan. Available from: https://www.researchgate.net/publication/282660967_Mengembangkan_Wawasan_Lingkungan_dengan_Menggunakan_Paradigma_Ekologis_Baru_Sebagai_Upaya_Mengurangi_Pencemaran_Lingkungan [accessed Sep 06 2018].

Note :

Untuk peserta matrikulasi Biologi FMIPA ULM Semester ganjil 2018/2019 mengenai Wawasan Biologi Lingkungan silakan klik tautan berikut ini untuk mengisi biodata dan diskusi mengenai materi Wawasan Biologi Lingkungan
Iklan

Tinggalkan Balasan

Please log in using one of these methods to post your comment:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.