Arsip Bulanan: Oktober 2018

Ekologi Dasar – Pertemuan 7. Konsep Populasi (Pembuatan Poster)

Populasi sebagai kumpulan dari individu sejenis yang tinggal atau menempati daerah tertentu pada waktu tertentu juga menjadi salah satu bagian ekologi yang penting dipelajari. Dalam hal ini, kajian ekologi populasi sering disebut sebagai demografi atau ilmu kependudukan. Tentunya kita bertanya, apa indikator atau paramater yang menunjukkan suatu populasi. Secara umum dijumpai empat tanda populasi yakni : ukuran, kepadatan, distribusi populasi serta struktur umur.

  1. Ukuran populasi adalah angka yang menunjukan seberapa banyak suatu populasi memiliki kemiripan yang sama. Contohnya : Bekantan yang tinggal di sepanjang pinggir sungai Barito, dikatakan memiliki ukuran populasi yang sama, karena memiliki niche habitat yang sama yaitu Sungai Barito.
  2. Kepadatan populasi, adalah angka yang menunjukkan jumlah individu yang ditemukan / tinggal pada suatu habitat dibagi dengan luas wilayahnya.
  3. Distribusi populasi, adalah penyebaran yang secara umum dijumpai ketika individu dari populasi menyebar ke wilayah tertentu.
  4. Struktur umur, adalah susunan umur yang menunjukan berapa banyak individu pada stadia tertentu mempengaruhi kedudukan suatu populasi. Struktur umur dapat diklasifikasikan secara kualitatif dan kuantitatif.

Distribusi atau penyebaran individu atau populasi memiliki pola tertentu yaitu mengelompok, acak dan seragam (Gambar 1).

 

  • Pola mengelompok yaitu sebaran yang membentuk struktur kecil atau berkelompok. Pola ini paling banyak dijumpai pada lingkungan sebenarnya. Penyebaran populasi mengelompok banyak terjadi karena individu lebih menyukai lingkungan / habitat yang terbatas. Tujuan utama pola mengelompok untuk mempermudahkan proses perilaku sosial dan proses perkawinan.
  • Penyebaran seragam, pola penyebaran yang relatif dan dengan jarak teratur. Contohnya penguin, saat mencari makanan masing-masing namun jarak diantara mereka teratur karena setiap individu ingin memiliki ruang bersifat bebas.
  • Pola acak, secara acak membentuk distribusi yang tidak seragam karena adanya perbedaan tersediaan sumber daya, juga ketiadaan daya ikat. Terjadi karena sumber dayanya tersebar tidak merata. Akhirnya masing-masing memilih yang disukai. Contohnya keberadaan berbagai jenis pohon di hutan.

Ukuran populasi sifatnya selalu dinamis (mengalami perubahan). Ukuran populasi ada 2 macam, yaitu pertumbuhan dan penurunan. Pertumbuhan disebabkan karena kelahiran dan emigrasi dari daerah lain yang menetap. Penurunan populasi disebabkan oleh kematian dan imigrasi. Pertumbuhan populasi ada yang dinamakan populasi nol, ini terjadi ketika jumlah kelahiran sama dengan jumlah kematian. Satuan pertumbuhan populasi dihitung perkapitan atau laju per individu.

R= laju kelahiran – laju kematian

R menunjukan seberapa bantak individu yang mampu hidup dalam kurun waktu tertentu.

Nilai konstanta (r) digunakan untuk menghitung jumlah pertumbuhan individu.

Yang harus diketahui dalam menghitung pertumbuhan populasi:

  1. Populasi awal
  2. Laju kelahiran (br)
  3. Laju kematian (dr)
  4. Nilai konstanta (r)

Kurva pertumbuhan populasi sebagai petunjuk bagaimanan suatu populasi berkembang di tempat dan waktu tertentu. Kurva pertumbuhqn populasi ada 3 yaitu:

  1. Kurva pertumbuhan exponensial (berbentuk huruf J). Terjadi pada lingkungan terbatas, ruangan luas, sumber biotik tinggi, produktif. Contohnya kehidupan di perdesaan.
  2. Kurva pertumbuhan linier (huruf L), membentuk pola pertumbuhan seperti garis lurus
  3. Kurva pertumbuhan sigmoid (huruf S) membentuk garis kotak. Sumber daya terbatas. Terjadi pada lingkungan yang sebenarnya, terutama di kota.

Faktor pembatas adalah faktor-fakotr yang menyebabkan pembatasan terhadap pertumbuhan populasi. Ada beberapa macam, yaitu makanan, kehadiran mineral, pertahanan dari predator, keberadaan ruangan dan prosea pengolahan sampai/penguraian.

Kapasitas bawaan seberapa banyak suatu individu dapat diberikan pelayanan oleh lingkungan. Contohnya kapasitas penumpang dalam sebuah mobil. Pertumbuhan populasi yang dipengaruhi pleh kapasitas bawaan akan menghasilkan pertumbuhan populasi yang mirip. isalnya pada pertumbuhan lingkungan awal dan ketika sampai titik tertentu/titik puncak dia akan mengalami deselarasi (penurunan). Kemudian mengalami kondisi tenang dan nyaman yang dialami individu (steady state).

Tugas :

Tugas

Pembagian kelompok kajian ekologi dasar adalah sebagai berikut :

  1. Ekologi individu/adaptasi
  2. Ekologi populasi
  3. Ekologi komunitas
  4. Ekologi lansekap
  5. Ekologi ekosistem- produksi
  6. Ekologi ekosistem – penguraian
  7. Ekologi struktural/deskriptif
  8. Ekologi fungsional – habitat dan
  9. Ekologi fungsional – herbivori
  10. Ekologi pemodelan/simulasi
  11. Ekologi etnis/etnobiologi/kearifan lokal
  12. Ekologi indikator/bioindikator

Kelompok 1 sd 9 membuat :

  1. Poster / gambaran kegiatan dari metode kerja yang dilakukan dari makalah ekologi yang berhasil anda kumpulkan. Silakan hasil kerja anda kirim di sini!
  2. Membuat rencana aksi/road map / diagram alir penelitian
  3. Peta jalan penelitian/ fishbone diagram
Iklan

KPSDH – Pertemuan 5. Analisis Potensi Sumber Daya Hayati

Potensi sumberdaya pesisir dan laut tersebut sepatutnya dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, misalnya dengan mengidentifikasi potensi sumberdaya alam tersebut yang layak dikembangkan sebagai daerah tujuan ekowisata. Pemanfaatan mangrove untuk ekowisata ini sejalan dengan minat wisatawan yang mengelompok dan mencari daerah tujuan ekowisata yang spesifik, alami dan kaya akan keanekaragaman hayati (Bahar, 2004).

Namun demikian, pemanfaatan sumberdaya ekosistem mangrove untuk ekowisata, terutama di wilayah perkotaan tetap harus disertai pertimbangan yang cermat khususnya mengenai kelayakannya. Pengembangan kawasan wisata pada daerah yang secara ekologi sesuai akan berdampak positif, baik pada sisi ekologis, sosial maupun ekonominya. Sehingga kawasan wisata tersebut bisa dikembangkan secara berkelanjutan (Bahar, 2004)

Analisis SWOT (Strength Weakness opportunity Threaths) adalah analisis kondisi internal maupun eksternal suatu organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program kerja. Analisis internal meliputi peniaian terhadap faktor kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness). Sementara, analisis eksternal mencakup faktor peluang (Opportunity) dan tantangan (Threaths). Ada dua macam pendekatan dalam analisis SWOT, yaitu:
A. Pendekatan Kualitatif dalam Matriks SWOT
Pendekatan kualitatif matriks SWOT akan menampilkan sebanyak 8 (delapan) kotak, yaitu dua paling atas adalah kotak faktor eksternal (Peluang dan Tantangan) sedangkan dua kotak sebelah kiri adalah faktor internal (Kekuatan dan Kelamahan). Empat kotak lainnya merupakan kotak isu-isu strategis yang timbul sebagai hasil titik pertemuan antara faktor-faktor internal dan eksternal (Lihat Gambar 1).

8 kotak SWOT

Gambar 1. Kotak isu strategis dalam analisis SWOT

1.Kekuatan adalah kondisi internal yang menjadi pendorong keberhasilan meraih posisi unggul menghadapi persaingan, contohnya antara lain sumber daya manusia (profesional, memiliki expertise, moralitas serta loyalitas tinggi), sumber daya keuangan (kinerja dan ketersediaan dana investasi), sumber daya informasi (teknologi informasi superior, memiliki network).

2. Kelemahan adalah kondisi internal yang menghambat keberhasilan mencapai tujuan perusahaan contohnya antara lain manajemen sumber daya manusia (sistem spoil, perilaku organisasi rigid).

3.Peluang adalah kondisi eksternal yang menjadi pendorong keberhasilan perusahaan mewujudnyatakan misi, contohnya antara lain pemerintahan (deregulasi, debirokratisasi), investor/pendana swasta (pemberian Tax Holiday).

4. Ancaman adalah kondisi eksternal yang menghambat keberhasilan pencapaian tujuan perusahaan, contohnya antara lain ekonomi (resesi global, tingkat inflasi tinggi), sosial (kemerosotan nilai moral, pemakaian obat terlarang), teknologi (salah kelola)

B. Pendekatan Kualitatif dalam Matriks SWOT

Analisis SWOT kualitatif di atas dapat dioptimalkan secara kuantitaif via perhitungan SWOT yang dioptimalkan oleh Pearce dan Robinson (1998) agar diketahui secara pasti posisi organisasi yang sebenarnya.

Perhitungan yang dilaksanakan lewat tiga tahap, yakni:

Tahap Pertama. Melaksanakan perhitungan poin (a) dan muatan (b) poin unsur serta jumlah sempurna perkalian skor dan bobot (c = a x b) pada tiap-tiap unsur S-W-O-T. Menghitung nilai (a) masing-masing poin unsur dijalankan secara saling bebas (penilaian terhadap sebuah poin elemen tidak boleh dipengaruhi atau mempengaruhi pengevaluasian kepada poin unsur lainnya. Opsi rentang besaran skor betul-betul memastikan akurasi pengevaluasian tapi yang biasa diterapkan ialah dari 1 sampai 10, dengan asumsi nilai 1 berarti skor yang paling rendah dan 10 berarti nilai yang paling tinggi. Perhitungan bobot (b) masing-masing point elemen dilaksanakan secara saling ketergantungan. Artinya, penilaian kepada satu point faktor ialah dengan membandingkan tingkat kepentingannya dengan point elemen lainnya. Sehingga formulasi perhitungannya ialah nilai yang telah didapatkan (jangka nilainya sama dengan banyaknya point unsur) dibagi dengan banyaknya jumlah point faktor).

Tahap Kedua. Melakukan pengurangan antara jumlah sempurna faktor S dengan W (d) dan faktor O dengan T (e); Perolehan angka (d = x) berikutnya menjadi poin atau titik pada sumbu X, sementara perolehan angka (e = y) selanjutnya menjadi nilai atau spot pada sumbu Y;

Tahap Ketiga.  Mencari posisi organisasi yang dijelaskan oleh titik (x,y) pada kuadran SWOT.

Kuadran I (positif, positif). Posisi ini membuktikan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang. Rekomendasi taktik yang diberikan ialah Progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap. Sehingga benar-benar dimungkinkan untuk terus menjalankan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.

Kuadran II (positif, negatif).  Posisi ini membuktikan sebuah organisasi yang kuat tapi menghadapi tantangan yang besar. Saran taktik yang diberi yaitu Diversifikasi Strategi. Maksudnya adalah organisasi berada pada situasi mantap namun juga menghadapi sejumlah tantangan berat. Sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar jika hanya bergantung pada taktik sebelumnya.  Oleh karena itu, organisasi disarankan untuk mulai memperbanyak variasi strategi taktisnya.

Kuadran III (negatif, positif). Posisi ini menggambarkan sebuah organisasi yang lemah namun sungguh-sungguh berpeluang. Anjuran taktik yang disarankan ialah Ubah Taktik, artinya organisasi disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Karena, strategi yang lama dikhawatirkan susah untuk dapat menangkap kesempatan yang ada sekaligus memperbaiki performa organisasi.

Kuadran IV (negatif, negatif). Posisi ini membuktikan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi tantangan besar. Anjuran taktik yang diberikan adalah Strategi Bertahan, artinya kondisi internal organisasi berada pada alternatif dilematis. Oleh karenanya organisasi disarankan untuk memakai strategi bertahan, mengontrol performa internal supaya tak semakin terjerembab. Taktik ini dipertahankan sambil terus berusaha memperbaiki diri sendiri.

Tugas :

  1. Buatlah ulasan mengenai analisis potensi sumber daya hayati dalam kolom saran!
  2. Kumpulkan hasil analisis SWOT konservasi dan pengelolaan sumber daya hayati yang sudah dibuat pada pertemuan Rabu tanggal 31 Oktober 2018 di sini!

 

KPSDH – Praktikum Lapangan

Pendahuluan

Konservasi dan Pengelolaan Sumber Daya Hayati sudah lama diupayakan dan terus dikembangkan di Indonesia Salah satu melalui peraturan yang telah dikeluarkan pemerintah yakni Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1990, yang berbunyi: “Konservasi sumber daya alam hayati adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya”. Di Provinsi Kalimantan Selatan, Desa Pagatan Besar termasuk salahsatu desa yang statusnya berada di dalam kawasan konservasi perairan daerah Suaka Margasatwa (SM) Pelaihari Tanah Laut (Hafizianor, 2009).   Keberadaan lahan di pesisir pantai yang sekarang ditanami oleh vegetasi jenis Avicennia Sp. (Api-api) dan Rhizophora Sp. (Bakau) seluas kurang lebih 10 hektar hingga saat ini telah menjadi daya tarik wisata bagi sebagian wisatawan lokal. Penetapan desa Pagatan Besar sebagai tujuan ekowisata mangrove dalam rangka pengembangan kawasan pesisir tangguh (PKPT) bukan hanya menjadikannya sebagai peluang, namun sekaligus tantangan karena dalam praktek pengelolaan dan konservasi hutan mangrove yang berlangsung selama ini masih banyak kelemahan dan ancaman yang dihadapi.

Tujuan

Dalam hal ini, tantangan terbesar yang dihadapi dalam pengembangan ekowisata mangrove di Pagatan Besar adalah minimnya kesadaran penduduk terutama generasi muda untuk lebih peduli terhadap konservasi dan pengelolaan ekosistem mangrove. Selain minimnya penggalian informasi dan juga masih sedikitnya perhatian dalam bidang pendidikan menyebabkan belum tergalinya potensi ekonomi dan ekologi dari ekosistem mangrove di Desa Pagatan Besar. Banyaknya kunjungan anak-anak sekolah khususnya pada hari-hari menjelang libur panjang untuk sekedar menelusuri vegetasi dan pengamatan ekosistem mangrove yang membentang sepanjang kurang lebih 2000 meter ini di satu sisi patut dibanggakan namun di sisi lain memprihatinkan karena pengujung pada umumnya tidak memperhatikan kebersihan lingkungan serta upaya kelestarian ekosistem mangrove. Oleh karena itu, Program Studi Biologi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat melalui praktikum lapangan Konservasi dan Pengelolaan Sumber Daya Hayati, merasa terpanggil untuk bisa membantu mengatasi masalah tersebut di atas. Kegiatan Praktikum Lapangan Konservasi Pengelolaan Sumber Daya Hayati ini bertujuan antara lain :

  1. Melakukan praktikum identifikasi potensi ekonomi dan ekologi pada ekosistem mangrove di Desa Pagatan Besar,
  2. Membuat alat bantu belajar mengenai potensi ekonomi dan ekologi pada ekosistem mangrove di Desa Pagatan Besar,
  3. Mengenalkan identitas potensi ekonomi dan ekologi ekosistem mangrove serta pengenalan alat bantu belajar ekosistem mangrove kepada anak sekolah di SDN Pagatan Besar, dan
  4. Menganalisis potensi sumber daya manusia di Desa Pagatan Besar dalam upaya meningkatkan keberhasilan konservasi dan pengelolaan sumber daya hayati di ekosistem mangrove berbasis kearifan lokal

Praktikum 1. Identifikasi potensi SDH di Ekosistem Mangrove (Pengamatan Herbivori)

Herbivori adalah eksploitasi secara langsung jaringan tumbuhan hidup oleh kepiting,
moluska, dan serangga pada vegetasi mangrove. Proses herbivori daun, selain mempengaruhi pertumbuhan vegetasi juga akan mengurangi perannya sebagai produsen primer penghasil serasah daun dan oksigen (Murphy, 1990)
.
Untuk melakukan pengukuran herbivori maka pengambilan sampel dilakukan secara langsung (discrete sampling) dan untuk keseragaman data, maka pada ekosistem mangrove pengukuran dilakukan pada saat air sedang surut (Saifullah dan Ali, 2004).  Parameter yang diamati adalah pola serangan herbivori, serta tingkat kerusakan daun atau jumlah daun yang dikonsumsi oleh herbivora dapat dilihat pada Gambar 2.

Metode pengambilan daun herbivori

Gambar 2.   Pengukuran herbivori pada tegakan mangrove menggunakan metode Rinker dan Lowman (2004).

Pengukuran luas area daun yang dikonsumsi oleh herbivora dilakukan menggunakan kertas grafik. Luas area daun yang dikonsumsi oleh serangga diukur dengan cara menandai dan menempatkan daun yang berlubang pada selembar kertas. Ketika ditemukan terdapat bagian daun yang hilang, maka dibuat gambaran perkiraan daun yang sebenarnya (Gambar 3.).

Pengukuran herbivori

Gambar 3. Perbandingan persentase area daun yang dikonsumsi oleh serangga (titik arsir) dengan perkiraan luas daun sebenarnya (Burrows, 2003).

Untuk pengukuran herbivori, maka daun dipisahkan berdasarkan umur (tua atau muda) dan kondisi daun (utuh atau rusak). Kategori kerusakan daun dibatasi dengan adanya bekas herbivori, yaitu hilangnya sebagian luasan daun akibat gigitan atau pelubangan. Untuk selanjutnya sama dengan pengukuran morfometri, yaitu dilakukan scan leaf area kemudian hasil scanning daun diolah dengan menggunakan software Compu Eye-Leaf & Symptom Area untuk mendapatkan luas area daun (tanpa tangkai) mangrove yang lebih akurat, baik yang utuh maupun daun yang rusak akibat herbivore (Septyaningsih, Ardli and Widyastuti, 2010).

Praktikum 2. Pembuatan Alat Bantu Belajar (Pembuatan Presentasi dan Video) dalam Upaya Konservasi Pengelolaan SDH di Ekosistem Mangrove

Penyusunan Multi media dengan powerpoint

Powerpoint salah satu software yang dirancang khusus untuk mampu menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam pembuatan, mudah dalam penggunaan dan relatif murah, karena tidak membutuhkan bahan baku selain alat untuk penyimpanan data (data storage).
Prosedur pembuatan media power point adalah:
a. Identifikasi program, hal ini dimaksudkan untuk melihat kesesuaian antara program yang dibuat dengan materi, sasaran (siswa) terutama latar belakang kemampuan, usia juga jenjang pendidikan.

b. Mengumpulkan bahan pendukung sesuai dengan kebutuhan materi dan sasaran seperti video, gambar, animasi, suara. Pengumpulan bahan tersebut dapat dilakukan dengan cara mencari melalui internet (browsing), menggunakan yang sudah ada di direktori Anda, jika diperlukan memproduksi sendiri bahan-bahan yang diperlukan misalnya untuk kebutuhan video dengan shooting, rekaman audio dan untuk kebutuhan gambar melalui scanning image. Bersamaan dengan itu dilakukan juga penyusunan materi yang diambil dari bahan utama misalnya buku, modul, makalah lengkap. Materi untuk powerpoint sebaiknya dikemas menjadi uraian pendek, pokok-pokok bahasan atau pointer-pointer.
c. Setelah bahan terkumpul dan materi sudah dirangkum, selanjutnya proses pengerjaan di Powerpoint hingga selesai. Selanjutnya mengubah hasil akhir presentasi apakah dalam bentuk Slide Show, Web Pages, atau Executable File (exe).
d. Setelah program selesai dibuat, tidak langsung digunakan sebaiknya dilakukan review program dari sisi bahasa, teks, tata letak, dan kebenaran konsep, selanjutnya di revisi dan siap digunakan.
Tips membuat media dengan power point:
a. Gunakan background yang sederhana, kontras dan konsisten, hindari background yang rumit, mengganggu dan penuh.
b. Gunakan huruf yang konsisten, sederhana, dan jelas seperti arial, verdana, Tahoma dan trabucet, jangan gunakan huruf yang rumit dan bersambung.
c. Visualisasikan pesan Anda, jangan gunakan tulisan kecuali terpaksa
d. Maksimalkan fitur power point seperti unsur gambar, video, animasi dan suara, tapi jangan berlebihan.
e. Buatlah background atau template sendiri untuk meningkatkan daya Tarik presentasi dan memperjelas pesan.
f. Jika menggunakan latar dengan warna yang terang, maka gunakanlah teks dengan intensitas yang gelap, demikian sebaliknya.
g. Gunakanlah warna untuk memperindah tampilan sekaligus memberikan fokus pada penyajian. Tapi jangan terlalu banyak karena akan terkesan ramai dan mengganggu sajian materi. Gunakan warna kontras atau warna yang serasi
h. Hindari kombinasi warna lebih dari 3 dalam satu slide

Praktikum penyusunan bahan ajar dengan Video
Kita bisa menggunakan bahan ajar dari dari berbagai media video seperti televisi ataupun media online shared video dari internet misalnya Youtube untuk dijadikan sebagai bahan ajar berbasis video di kelas. Model pembelajaran ini memang termasuk ke dalam model pembelajaran pelengkap yang bersifat metode alternatif. Bahan ajar ini bias kita kemas sebagai video tutorial yang bisa kita sesuaikan dengan topik mata pelajaran yang cocok untuk dilengkapi dengan penyampaian materi dengan audio visual.

Dengan bahan ajar seperti ini tentunya diharapkan bisa lebih meningkatkan motivasi belajar peserta didik, tidak cukup hanya mengandalkan media atau metode belajar pokok yang berupa media cetak seperti : buku, handout, modul atau lembar kertas kerja, sudah saatna harus ada media alternatif lain untuk mampu memicu proses kognitif, afektif dan psikomotorik siswa didik ketika mengikuti perkuliahan.  Kita bisa mencoba mengembangkan bahan ajar berbasis video ini sebagai inovasi pembelajaran agar terkesan lebih menarik dan mampu merubah sikap dan persepsi siswa didik selama ini khususnya dalam mengikuti pembelajaran di kelas, dan pada akhirnya diharapkan akan memberikan kontribusi berupa sebuah media yang lebih familier bagi peserta didik dalam meningkatkan kemampuan dan prestasinya.

Diharapkan dengan pembuatan bahan ajar berbasis video ini ada beberapa point tujuan yang bisa tercapai yaitu: Tersedianya media alternatif yang mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik, Tersedianya alat bantu pembelajaran berupa sebuah metode yang lebih mudah dipahami oleh peserta didik dalam menguasai materi pelajaran dalam kegiatan pembelajaran, Menambah media pembelajaran selain yang sudah ada/dikenal selama ini di kelas, Terciptanya sebuah inovasi pembelajaran menggunakan perangkat bergerak seluler yang bersifat mobile sehingga proses pembelajaran dapat dilakukan secara kontinyu oleh peserta didik ketika sedang berada di luar kelas, dan Memberikan kontribusi bagi peningkatan kemampuan dan prestasi peserta didik dalam menyelesaikan studi.

Praktikum 3. Pengenalan Potensi dalam Konservasi Pengelolaan SDH di Ekosistem Mangrove

  1. Media pembelajaran adalah wahana penyalur pesan dan informasi belajar. Media pembelajaran yang dirancang secara baik akan sangat membantu peserta didik
    mencapai tujuan pembelajaran. Masing-masing jenis media pembelajaran memiliki karakteristik, kelebihan serta kekurangannya. Itulah sebabnya maka perlu adanya perencanaan yang sistematis untuk penggunaan media pembelajaran.
  2. Pengembangan media pembelajaran hendaknya memenuhi prinsip VISUALS (Visible, Interesting, Simple, Useful, Accurate, Legitimate, Structured) dalam perencanaan sistematik untuk penggunaan media. Jenis-jenis media yang dapat disiapkan atau dikembangkan dalam pembelajaran di antaranya meliputi: media visual yang tidak diproyeksikan, media visual yang diproyeksikan, media audio, dan multimedia. Penggunaan media pembelajaran dapat memperlancar proses pembelajaran dan mengoptimalkan hasil belajar. Guru seyogyanya mampu memilih dan mengembangkan media yang tepat
  3. Mahasiswa yang sudah dibagi menjadi 2 kelompok, memasuki ruangan kelas masing-masing. Sebelum memulai jangan lupa memberikan salam, doa dan perkenalan, jika memungkinkan gunakan kartu nama yang besar dan baju almamater. Gunakan bahasa yang menyapa dan menarik perhatian anak-anak. Jangan lupa rekam kegiatan anda menggunakan perekam suara, foto diperlukan untuk dokumentasi, sedangkan perekaman video tidak disarankan karena ukuran filenya besar.
  4. Kelompok 1 dan 2 bertugas untuk memberikan penjelasan mengenai alat bantu belajat menggunakan multimedia (presentasi dan video). Setelah selesai acara presentasi dan pemutaran video maka diadakan tanya jawab antara peserta didik dengan mahasiswa. Acara kemudian dilanjutkan dengan kegiatan menggambar biota pada ekosistem mangrove dengan menggunakan metode pensil dan kertas gambar.  Dan terakhir adalah acara pembagian doorprize untuk pemenang lomba gambar terbaik dan peserta terbaik.
  5. Tema materi yang disampaikan adalah mengenai ekosistem mangrove : vegetasi mangrove dan timpakul dan dikemas dalam bentuk pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika dan IPA.

Praktikum 4. Analisis Potensi Sumber Daya Manusia dalam Upaya Konservasi dan Pengelolaan SDH

  1. Dalam upaya mengetahui tingkat pemahaman penduduk lokal mengenai konservasi dan pengelolaan sumber daya hayati di ekosistem mangrove maka mahasiswa melakukan wawancara atau survey tingkat pemahaman.
  2. Wawancara dilakukan dengan penduduk yang ada di sekitar ekosistem mangrove. Sasaran utama adalah petani, pedagang keliling, pedagang ikan, pedagang sayur, guru sekolah, nelayan, penjual warung, kepala desa dan lain-lain.
  3. Jangan lupa sebelumnya anda perlu memperkenalkan diri dengan orang yang di Kemudian tanyakan informasi yang ingin diperoleh sesuai dengan tujuan praktikum Konservasi Pengelolaan Sumber Daya Hayati.
  4. Pertanyaan yang diajukan adalah terkait kegiatan tema praktikum konservasi sumber daya hayati di Desa Pagatan Besar, yakni ;
    1. Potensi vegetasi pada ekosistem mangrove
    2. Potensi timpakul pada ekosistem mangrove
    3. Potensi kerang pada ekosistem mangrove
    4. Potensi burung pada ekosistem mangrove
    5. Potensi serangga pada ekosistem mangrove
    6. Aktivitas penduduk memanfaatkan ekosistem mangrove
    7. Potensi penjualan barang dari ekosistem mangrove
    8. Potensi penjualan jasa dari ekosistem mangrove
  5. Data wawancara selanjutnya ditabulasi menjadi data kelas seperti terlihat dengan contoh pengisian terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Contoh pengamatan potensi (ikan) pada ekosistem mangrove dalam rangka praktikum KPSDH

No Pertanyaan Penjelasan yang dikumpulkan

dari setiap narasumber

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1. Cara pengambilan ikan
2. Waktu pengambilan ikan
3. Jumlah panen ikan dari melaut
4. Jumlah jenis ikan yang ditemukan setelah panen
5. Daftar nama jenis ikan, sebutkan : …..
6. Cara pengolahan ikan setelah dipanen
7. Penjualan ikan kemana saja
8. Harga penjualan ikan berapa
9. Ikan apa saja yang paling mahal, sebutkan : …..
10. Ikan apa saja yang paling murah, sebutkan : …..
11. Pada bulan apa, mudah diperoleh ikan?
12. Pada bulan apa, sulit diperoleh ikan?

 Contoh analisis data konservasi pengelolaan SDH terkait perhitungan potensi vegetasi di ekosistem mangrove :

  1. Membuat deskripsi jenis-jenis vegetasi dijumpai dalam di ekosistem mangrove.
  2. Membuat perbandingan tingkat hidup vegetasi ekosistem mangrove
  3. Menghitung potensi ekonomi, ekologi, dan spiritual dari vegetasi yang ada di mangrove
  4. Membandingkan nilai yang diperoleh dari hasil pengamatan dengan hasil dari wawancara.

Pengumpulan Laporan Praktikum :

  1. Pengumpulan Laporan Praktikum 1, 2, dan 3 untuk Kelompok 1, disini!
  2. Pengumpulan Laporan Praktikum 1, 2, dan 3 untuk Kelompok 2, disini!
  3. Pengumpulan Laporan Praktikum 4 untuk Kelompok 1, disini!
  4. Pengumpulan Laporan Praktikum 4 untuk Kelompok 2, disini!

Ekologi Dasar – Pertemuan 7. Konsep dan Pengertian

Konsep Ekologi

Ekologi berasal dari bahasa yunani yaitu oikos ‘house’ dan logy ‘the study of’. Ekologi adalah kajian ilmiah yang membahas mengenai hubungan timbal balik yang terjadi antara organisme dan lingkungannya atau dengan lingkungan. Baik secara biotik engan abiotik dan biotik dengan biotik  (dengan makhluk hidup lainnya). Dilakukan pada waktu dan tempat tertentu. Karena organisme bersifat dinamis selalu berubah karena begerak menuju kematian.

Contoh interaksi yang terjadi antara faktor biotik dengan abiotik.

  1. Contoh interaksi biotik. Disebut lingkungan biologi. Contoh hubungan dengan tetangga (mutualisme), predator, parasit. Banyak terjadi pada tingkat populasi dan komunitas.
  2. Interaksi abiotik dengan biotik. Faktor abiotik tidak hidup, contohnya kelembapan, suhu, cahaya matahari, nutrisi, dan salinita. Hubungan tersebut terjadi pada tingkat ekologi ekosistem dan ekologi fisiologis.

Denisi lain ekologi, kajian yang membahas faktor-faktor mempengaruhi kelimpahan dan distribusi organisme. Namun ini lebih cocok untuk ekologi populasi.

Cabang-cabang ekologi:

  1. Ekologi yang disusun berdasarkan tingkat hirarki organisasi. Bisa disusun dari atas-bawah dan sebaliknya. Contohnya : ekologi manusia yang mempelajari ekologi perilaku manusia termasuk susunan tubuh manusia, mulai dari bawah sampai ke atas atau sebaliknya.
  2. Ekologi yang disusun berdasarkan konsep organisasi. Disusun berdasarkan proses kajian yang dipelajari atau teori yang untuk digunakan membangun. Misalnya ekofisiologi.
  3. Kajian ekologi dilihat berdasarkan sudut taksonomi atau berdasarkan jenis organisme yang dipelajari. Misalnya ekologi ikan, ekologi timpakul, ekologi bakau.
  4. Ekologi yang dikaji berdasarkan hubungan waktu dan tempat. Contohnya ekologi perilaku, ekologi makan, ekologi urban, ekologi pasar, ekologi hutan.
  5. Ekologi yang dikaji berdasarkan metodenya atau trknologi yang digunakan. Contohnya ekoteknologi, ekologi pemodelan, ekologi simulasi, ekologi survey.
  6. Ekologi yang disusun berdasarkan teori dengan aplikasi. Sifatnya menghasilkan solusi. Contohnya ekologi gempa, ekologi leufaksi, ekologi manusia, ekologi batubara, ekologi pencemaran,ekologi bahan beracun.

Struktur hirarki /urutan sistem yang berlaku pada ekologi

  1. Makhluk hidup yang paling kecil dalam hirarki ekologi. Cirinya survival kehidupan dan bereproduksi.
  2. Populasi, adalah sekelompok individu dari jenis yang sama yang menempati daerah dan waktu tertentu. Semua individu yang ditemukan pada suatu tempat yang mewakili kehidupan suatu spesies. Cirinya dinamis populasi, contohnya kematian, kelimpahan, dominansi.
  3. Komunitas, sebuah hubungan asosiasi antara spesies terakhir yang menempati daerah tertentu. Kumpulan dari populasi yang menimbulkan hubungan sebab akibat. Cirinya terjadi interaksi dengan populasi, contohnya simbosis
  4. Ekosistem adalah komunitas biologi dan seluruh komponen abiotik yang mempengaruhi lingkungan tersebut. Contohnya kajian ekologi bekantan dalam memanfaatkan pohon rambai di ekosistem muara.
  5. Biosfer

Kajian ekologi berdasarkan waktu dan tempat. Kajian yang dipelajari selalu dihubungkan dengan bidang yang terkait. Contohnya ekophysiology, biasanya terjadi ruang mm-m dan waktunya detik-menit-jam, hari-minggu, dan tahunan.

PERTANYAAN yang dapat diajukan

  1. Ekopisologi, bagamaian suuatu organsime beradaptasi dengan suhu ekstrem?
  2. Populasi, apakah populasi jumlahnya meningkat atau menurun, mengapa? Apa faktor yang mengatur ukuran populasi(bagaimanana sebuah populasi dapat diukur dan batasannya)
  3. Komunitas, siapa memakan siapa? Apa yang terjadi terhadap suatu komunitas ketika kamu menghapus predor utama/puncak?
  4. Landscape, apa yang akan terjadi pada komunitas yg ada sekarang ini tinggal didalam hutan ketika terjadi gangguan sehingga hutan tersebut menjadi bagian-bagian keci?
  5. Ekosistem, faktor-faktor apa yang mengatur aliran energi dan materi masuk ke dalam ekosistem? Contoh kasusnya, faktor yg menyebabkan air banjir meluar ke hutan mangrove atau suatu kepiting masuk ke dalam tambang.
  6. Global,bagaimana lingkungan biosfer mempengaruhi kandungan kadar karbon pada tingkat global.

Cabang ekologi berdasarkan contoh konsepsual.

  1. Ekologi deskriptip, menjelaskan apa yang dimiliki oleh makhluk hidup. Pertanyaan yang diajukan adalah apa/what.
    1. Jenis organisme apa saja dalam suatu lingkungan.
    2. Apa yang mereka lakukan ketika menyebar? Apa kuantitas mereka?
  2. Ekologi fungsional, didasarkan atas fungsi yang dimiliki. Pertanyaan yang terkait adalah Contohnya:
    1. Bagaimana limgkungan dan organisme saling berhubungan. Misalnya bagaimanan hubungan timpakul dengan laut.
    2. Bagaimana hubungan yang terjadi antara makhluk hidup sejenis dengan yang berbeda pada suatu ekosistem baik sama maupun berbeda.
  3. Ekologi evolusioner, bagaimana perubahan ukuran individu menjado sepanjang perjalanan. Pertanyaan yang diajukan
    1. Mengapa fungsional organisme saling berhubungan satu sama lain.

Cabang – cabang ekologi berdasarkan taksonomi:

  1. Ekologi tanaman
  2. Ekologi hewan
  3. Ekologi mikroba
  4. Ekologi burung
  5. Ekologi ikan

Cabang ekologi berdasarkan waktu dan tempat

  1. Ekologi laut
  2. Ekologi tropis
  3. Paleo ekologi

Cabang ekologi berdasarkan proses

  1. Ekologi perilaku
  2. Ekologi fisiologi
  3. Ekologi evolusioner

Contoh 1. Ekologi burung hutan. MacAthur (1958) mempelajari hidup spesies burung di amerika utara. Bisa menduga bahwa burung-burung memiliki kebutuhan ekologi yang identik atau serupa, contoh kebutuhan makan, namun hanya berlaku pada waktu tertentu. Pada waktu lain berbeda, karena terjadi proses kompetisi.

Contoh 2. Percobaan pada tingkat ekosistem. Pertanyaan yang diajukan: Apa yang menyebabkan air danau menjadi jernih (eutrophication)  sebelum datangnya hujan. Eutrophication adalah sebuah perkayaan danau yang dapat menumbuhkam alga secara cepat dan mengalami penurunan oksigen. Alga secara jelas diketahui mampu tubuh secara cepat, pertanyaan nya nutrisi jenis apa. Atas dasar pertanyaan ini dilakulan percobaan laboratorium yang mengkondisikan sangat mirip seperti di danau. Shindler (1994) melakukan percobaan karbon dan nitrogen ditambah jadi satu, sedangkan P, C, N pada bagian danau lain. Pada penambahan fospor pada air danau menjadi faktor utama eutrophication. Asal P dari deterjen, hasilnya air sungai menjadi keruh/kotor.

Bagaimana caranya seorang peneliti ekologi bekerja dan apa yang harus dilakukan?

Seorang ahli atau yang memelajari ekologi akan mengerjakan berbagai metode ilmiah untuk memecahkan masalah terkait fenomena di lapangan dengan cara menyusun rencana kajian dan diikuti dengan kegiatan penelitian di lapangan. Cara-cara yang dilakukan umumnya ada tiga cara yaitu :

  1. Mendiskripsikan fenomena yang terjadi
  2. Membangun hipotesis/dugaan.
    1. Hipotesis adalah sebuah penjelasan sementara mengenai penampakan/fenomena.
    2. Prediksi dibuat berdasarkan pengalaman masa lalu.
    3. Hipotesis sebuah dugaan yang terarah menjawab apa kemungkinan yang terjadi.
    4. Hipotesis harus bisa diuji kebenarannya melalui percobaan ilmiah.
    5. Sebuah hipotesis bisa ditolak, tetapi tidak bisa keseluruhannya dipertanggung jawabkan.
    6. Jenis hipotesis ada 2, yaitu hipotesis null dan hipotesis alternatif. Hipotesis null tandanya tidak ada perbedaan. Hipotesis alternatif terdapat perbedaan
  3. Menguji dugaan dari hipotesis yang diajukan. Dengan melakukan pengamatan atau eksperimen.

Langkah -langkah metode ilmiah

  • Pengamatan
  • Formula hipotesis
  • Prediksi
  • Penelitian
  • Koleksi data
  • Analisis data
  • Kesimpulan

Masalah ketika mempelajari ekologi:

  1. Terlalu banyak pertanyaan
  2. Terlalu banyak varibale
  3. Periode terlalu lama
  4. Tidak bisa diulang

Ekologi memiliki paling tidak tiga metode ilmiah/bentuk kajian yang biasa dilakukan.

  1. Percobaan alamiah. Contohnya menangkap serangga yang menyerang tanaman.
  2. Monitoring/pengawasan. Melalukan pemantauan, seperti di hulu kandungan logam berapa, di tengah berapa pada tempat A, B, dan C dilakulan berulang kali.
  3. Mesti menggunakan rumus matematika /software pemodelan. Model nya sendiri tiruan, misalnya seorang anak yang memiliki kemiripan fisik dengan orang tuanya.

Mengapa harus mempejari ekologi?

  1. Karena ekologi adalah kajian yang sangat menarik, karena mempelajari bagaimana sistem yang ada pada makhluk hidup dan lingkungan bekerja dan berinteraksi.
  2. Karena sifatnya praktis. Tidak perlu mempersiapkan alat-alat dan bahan untuk dilakukan pengamatan. Kajian ekologi bersifat relatif apa adanya.
  3. Melalui kajian ekologi, manusia dapat memanen berbagai hasil / produk sumber hayati., misalnya : madu, buah, dan bunga dari lingkungan dengan kajian ekologi.
  4. Melalui kajian ekologi, manusia menerima berbagai layanan yang dihasilkan lingkungan sekitar, contohnya air bersih
  5. Melalui kajian ekologi, manusia akan memiliki kepedulian dan pengaruh yang sangat kuat serta signifikan untuk terus menerus menjaga bumi dan sumber daya hayati secara berkesinambungan.

Setelah anda memelajari ekologi dasar pada pertemuan ke – 7 ini, silakan klik tautan berikut ini untuk mengerjakan tugas dan menjawab pertanyaan!

Ekologi Dasar – Pertemuan 6. RPKPS

RPKPS (RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER)
  1. Nama Mata Kuliah : Ekologi Dasar
  2. Kode/SKS : JCKK 132/ KULIAH/PRAKTIKUM 3/1
  3. Prasyarat : Biologi Umum JCKK 111
  4. Status Mata Kuliah : WAJIB
  5. Deskripsi Singkat Mata Kuliah

Mata kuliah ini membahas tentang apakah ekologi itu, arus energi dalam ekosistem, daur hara dalam ekosistem, ekologi populasi, interaksi antar populasi berbagai spesies, ekologi dan evolusi, ekologi komunitas, dan isu-isu yang terkait dengan ekologi manusia (pertanian dan pangan manusia, Polusi dan pemanasan global, dan ekologi dan konservasi).

Pengetahuan tentang biologi dewasa ini disadari fungsi pentingnya bagi kesejahteraan manusia. Dengan demikian pengetahuan tentang biologi sangat diperlukan sebagai dasar untuk pengembangan ilmu-ilmu lanjutan. Oleh karena itu diperlukan mata kuliah Ekologi yang merupakan mata kuliah lanjut yang diberikan bagi yang tertarik ke bidang minat kajian Lingkungan. Mata kuliah ini diberikan untuk membantu pemahaman yang komprehensif tentang hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Dengan demikian mahasiswa yang telah mengikuti kuliah ini diharapkan mampu menerapkan dalam pengembangan pengetahuan dan teknologi sesuai dengan bidangnya

  1. Tujuan pembelajaran

Pada akhir kuliah mahasiswa dapat mensintesa dan mengevaluasi konsep-konsep yang dipelajari di dalam ekologi. Juga, mahasiswa mampu menggunakan dan menerapkan konsep-konsep ekologi dalam melakukan tugas akhir mahasiswa

7. Hasil pembelajaran (Learning outcomesLO)

  • Menguasai prinsip-prinsip biologi, sumber daya hayati dan lingkungan, melalui
  • Menguasai konsep biodiversitas dengan penekanan biodiversitas Kalimantan
  • Menguasai konsep proses pemanfaatan biodiversitas dalam pengembangan pangan, energy dan obat
  • Menguasai konsep sumber daya hayati lokal Kalimantan sebagai bahan untuk pengembangan pangan, energy dan obat
  • Menguasai konsep permasalahan lingkungan yang ditimbulkan oleh aktivitas antropogenik (pemukiman, pertambangan, perkebunan)

Materi Pembelajaran

RPKPS EKOLOGI

Praktikum

PRAKTIKUM EKOLOGI

Penilaian

No Komponen Nilai Prosentase (%)
1 Praktikum 25
2 Ujian Tengah Semester 30
3 Tugas 15
4 Ujian Akhir 30

Referensi

  1. Brower, J. E., J. H. Zar dan C. N. Von Ende. 1989. Field and Laboratory Methods for General Ecology. Third edition. Wm.C.Brown Publishers. Dubuque.
  2. Causton, D. R. 1988. An Introduction to Vegetation Analysis. Un Win Hyman. London.
  3. Colinvaux, P. 1986. Ecology. John Wiley & Sons. New York.
  4. Elliot, J. M. 1971. Some Methods for the Statistical Analysis of Samples of Benthic Invertebrates.Scientific Publication No. 25. Freshwater Biological Association. London.
  5. Greigh-Smith, P. 1983. Quantitative Plant Ecology. Third Edition. University of California Press. Berkeley.
  6. Krebs, C. J. 1989. Ecological Methodology. Harper & Row Publishers. New York.
  7. Krebs, C. J. 1978. Ecology the Experimental Analysis of Distribution and abundance. Second Edition. Harper and Row Publisher. New York.
  8. Ludwig, J. A. dan J. F. Reynold. Statistical Ecology: A Primer on Methods and Computing.John Wiley & Sons Inc. New York.
  9. Odum, E. P. 1971. Fundamental of Ecology. Third Edition. W.B. Saunders Company. London.
  10. Pielou, E. C. 1975. Ecological Diversity. John Wiley & Sons Inc. New York.
  11. Philips, E. A. 1959. Methods of Vegetation Study. Henry Holt and Co.Inc. California.
  12. Retnaningdyah, C., E. Arisoesilaningsih dan B. Yanuwiadi. 2002. Penuntun Praktikum Ekologi. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Brawijaya. Malang.

Penilaian terhadap dosen :

1 Kehadiran dosen selalu sesuai jadwal
2 Materi kuliah sesuai dengan silabi
3 Sumber/bahan kuliah terdapat di Ruang Baca
4 Dosen memberikan referensi pendukung
5 Materi kuliah mudah dipahami
6 Penguasaan dosen terhadap materi kuliah
7 Banyak mendapat materi/sesuatu yang baru
8 Dosen memberikan latihan dan pembahasan soalnya
9 Dosen sangat membantu dalam belajar (memberi kesempatan bertanya, konsultasi, diskusi, dsb)
10 Soal/kuis/tes sesuai dengan materi kuliah
11 Soal/kuis/tes tidak terlalu sukar/sedang
12 Dosen transparan dalam memberikan nilai akhir
13 Dosen memanfaatkan fasilitas media pembelajaran e-learning ULM
14 Dosen aktif melakukan diskusi forum dan mengadakan quiz pada e-learning
15 Dosen membagikan materi bahan belajar yang disebarkan melalui e-learning

Penilaian terhadap mahasiswa :

1 Kehadiran mahasiswa selalu sesuai jadwal
2 Mahasiswa mengkritisi materi kuliah yang diberikan dosen sesuai silabi
3 Mahasiswa mencari dan memeroleh sumber/bahan kuliah di Ruang Baca
4 Mahasiswa dapat menemukan dan meringkas referensi pendukung
5 Mahasiswa memahami materi kuliah yang diberikan dosen
6 Mahasiswa menguasai materi kuliah yang diajarkan dosen
7 Mahasiswa mengembangkan materi/sesuatu yang baru dari dosen
8 Mahasiswa mengerjakan latihan dan pembahasan soalnya
9 Mahasiswa memanfaatkan bantuan dosen dalam belajar
10 Mahasiswa mengerjakan soal/kuis/tes sesuai dengan materi kuliah
11 Soal/kuis/tes tidak terlalu sukar/sedang
12 Mahasiswa mendapatkan nilai akhir yang transparan
13 Mahasiswa memanfaatkan fasilitas media pembelajaran e-learning ULM
14 Mahasiswa aktif melakukan diskusi forum dan quiz pada e-learning
15 Mahasiswa memelajari materi bahan belajar melalui e-learning

Poin-poin penting terkait mata kuliah dan praktikum Ekologi Dasar :

  1. Kegiatan praktikum memiliki moto fun to learning.
  2. Semua praktikum ekologi sebisanya dibawa ke lapangan, karena real cases nya ada dilapangan, jangan hanya “bekisah” saja.
  3. Beritahu mahasiswa apa yg akan dikerjakan dilapangan, target dan capaiannnya harus jelas. Begitu juga sistem penilaiannya.
  4. Proses penilaian harus memberikan ruang seluas-luasnya kepada mahasiswa untuk menunjukkan kemampuannya secara maksimal, bukan seleksi kemampuan tapi promosi kemampuan mahasiswa secara maksimal. Silahkan pilih instrument secara optimal.
  5. Kuliah kita bagi, 16 x pertemuan dibagi dengan jumlah dosen pengajar. Di dalamnya sudah termasuk evaluasi. Evaluasi dilakukan pada saat mahasiswa sudah dianggap memenuhi kompetensi topik yang diberikan, baik singel thopic atau pun colective thopic. Kompetensi disusun berdasarkan acuan atau kenyataan “kita tidak bisa mengubah batu bara menjadi intan”. Silahkan ditinjau dari aspek perspectif, strategis, tapi tetap berpegang pada prinsip “semua mahasiswa pasti belajar, cuma waktu dan expectasinya berbeda-beda”. Kita hanya mampu memberikan inspirasi kepada mereka tapi jangan paksa mereka untuk ikut kita, tak berguna. Karena masalah mereka nanti tidak pernah sama dengan masalah kita.
  6. Kegiatan ke lapangan kompromikan waktu dengan berbagai kondisi, kalau memberikan tugas kemahasiswa harus tanggung jawab mampu mendampingi dan menyelesaikan.
  7. Jangan mengeksploitasi mahasiswa untuk mengumpulkan data demi kepentingan kita, harus ada manfaat yang jelas dan bisa diterima kepada mahasiswa. Jangan juga menyusahkan diri sendiri, masih banyak pekerjaan yang harus kita selesaikan.
  8. Instruksi-instruksi yang kita berikan harus sangat jelas, termasuk agreements dan serta akibatnya tidak boleh merugikan ke mahasiswa terutama dari sisi waktu.

Ekologi Lanjut – Pertemuan 9. Konsep Populasi

Apa yang dimaksud dengan populasi? Sebuah populasi dikatakan sebagai satu kelompok individu yang berasal dari jenis yang sama dan menempati area tertentu yang relatif sama. Ilmu yang memelajari populasi adalah ekologi populasi yang fokus kajiannya ialah pada faktor-faktor yang memengaruhi ukuran populasi sepanjang waktu.  Dalam hal ini ciri-ciri populasi akan selalu terkait dengan parameter kepadatan/kerapatan dan penyebaran/dispersi. Kepadatan adalah jumlah yang menunjukkan keberadaan individu pada unit area atau volume tertentu pada waktu. Sedangkan penyebaran adalah pola penempatan individu pada ruang tertentu yang dianggap sebagai batas-batas sebuah populasi.

Apakah batas populasi selalu sama? Batas populasi selalu menunjukkan dinamika atau perubahan, dimana hal ini akan selalu tergantung dari tempat atau habitat atau ruang populasi itu berada dan pada waktu populasi itu menggunakan tempatnya.

Coba lihat, apakah ini contoh populasi?  These iguanas live in trees over a River in the North East corner of Costa Rica. Like many lizards, iguanas are cold-blooded, which means they don’t generate their own heat. However, these animals have adapted to live in a wide range of environments. While usually found in rainforest or near water, species of iguanas can be found in the desert and in other land environments where they get their water from their food sources.

Pola Penyebaran Populasi. Ada tiga bentuk pola penyebaran populasi yakni seragam, acak, dan mengelompok.  Penjelasannya adalah sebagai berikut : Uniform and random distributions are relatively rare and occur only where environmental conditions are fairly uniform. A uniform distribution results from intense competition or antagonism between individuals. Random distribution occurs when there is no competition, antagonism, or tendency to aggregate. The conditions are uniform.  It is rare for all these conditions in the environment to be met. Clumping is the most common distribution because environmental conditions are seldom uniform, reproductive patterns favor clumping, and animal behavior patterns often lead to congregation. The optimum density for population growth and survival is often an intermediate one; undercrowding can be as harmful as overcrowding (Gambar 1).

pola penyebaran populasi

Gambar 1. Bentuk pola penyebaran populasi yang umum dijumpai di lingkungan

Pada lingkungan nyata, pola penyebaran populasi yang mengelompok (clumped) cenderung banyak ditemukan pada tipe populasi yang menjadi pemangsa. Contohnya : populasi domba di padang rumput, populasi ikan di dekat batu karang, ataupun populasi penyu di pesisir pantai.  Lalu apa yang menyebabkan populasi organisme yang berbeda ini mengumpul? Jawabannya bahwa distribusi kelompok dalam spesies tertentu akan bertindak sebagai mekanisme untuk melawan predasi (pemangsaan) serta bagi pemangasa akan menjadi mekanisme yang efisien untuk menjebak atau menyudutkan mangsa. Bukti-bukti telah banyak ditunjukkan bahwa satu paket binatang yang lebih berkumpul dalam besar cenderung memiliki kemampuan pembunuhan dalam jumlah yang lebih besar.

Cara menduga ukuran populasi.  Ada tiga macam teknik yang bisa digunakan untuk mengukur seberapa besar populasi yang ada di suatu tempat (terkait jumlah dan kelimpahan). Cara pertama adalah menghitung total jumlah individu. Teknik ini mudah dilakukan jika organisme yang diukur ukurannya besar dan luasnya wilayah yang dijelajahi tidak terlalu besar. Cara kedua dilakukan dengan cara membagi area yang diamati menjadi bentuk kuadran, kemudian hitunglah jumlah individu yang ada di beberapa kuadran. Selanjutya anda bisa anda memperkirakan populasi di seluruh area.
Cara ketiga adalah Teknik Mark-and-recapture: Dalam hal ini sejumlah individu terbatas (misalnya 20) ditangkap secara acak dan ditandai dengan menggunakan pewarna atau tag, kemudian dilepaskan kembali ke lingkungan asalnya. Di lain waktu kelompok hewan kedua ditangkap secara acak dari populasi dan persentase individu yang ditandai juga ditentukan. Jika 10% dari hewan yang berada dalam kelompok kedua ini berhasil ditangkap kembali, maka 20 yang asli (diperoleh dari penagkapan pertama0 jumlahnya mewakili 10% populasi keseluruhan sehingga populasinya adalah 200. Anda bisa lihat rumus menggunakan metode ini (CMR=Capture Mark Recapture) ada pada Gambar 2 berikut ini.

Rumus metode CMR

Gambar 2. Rumus yang digunakan untuk menghitung jumlah populasi menggunakan metode tandai-tangkap-tandai kembali (CMR).

Mari kita lihat contohnya.  Dua puluh individu ditangkap secara acak dan ditandai dengan menggunakan pewarna atau tag dan kemudian dilepaskan kembali ke lingkungan. Dalam kasus ini maka jumlah hewan yang ditandai n1= 20.  Di lain waktu kelompok hewan kedua diambil secara acak dari populasi tersebut. Beberapa individu yang sudah ditandai, katakanlah 10 individu (x) yang ditandai berhasil ditangkap kembali dari total 35 individu yang berhasil ditangkap kedua kalinya. Maka kita sekarang tahu bahwa n2 = 35 dan x = 10. Jadi, terapkan rumus dan pecahkan untuk perkiraan ukuran populasi : 𝑁 = 𝑠𝑛 / 𝑥 = (20)*(35) / 10 = 700/10 = 70.  Oleh karena itu, jumlah populasi yang berada di tempat tersebut diperkirakan sebanyak 70 individu.

Kesimpulan

Konsep populasi adalah dinamis, sesuai dengan keadaan waktu dan tempatnya. Pembatasan populasi hanyalah disebabkan oleh keterbatasan manusia dalam mengamati dan menentukan batas-batas populasi secara tetap.

Tugas :

  1. Baca, catat kembali dan fahami tulisan di atas,berikanlah komentar, saran, atau tambahan materi yang dianggap perlu ditambahkan.
  2. Silakan kerjakan soal dan tugas dengan cara klik tautan ini! 
  3. Kumpulkan tugas makalah dengan mengikuti format yang ditentukan. Format template tugas dapat diunduh pada Template (Nama Mahasiswa-NIM-Nama Tugas) berikut ini

 

Ekologi Lanjut – Pertemuan 8. Autekologi dan Sinekologi

Ekologi merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya, serta dengan semua komponen yang ada di sekitarnya. Berikut ini adalah materi mendasar yang membahas mengenai Pengertian Ekologi. Konsep ini sangat penting difahami untuk menjadi acuan memelajari ekologi lanjut.

Berdasarkan kategori keilmuannya kajian ekologi dapat dibagi menjadi dua macam yakni Autekologi dan Sinekologi.

AUTEKOLOGI

Autekologi, yaitu cabang ekologi yang mempelajari suatu spesies organisme atau organisme secara individu yang berinteraksi dengan lingkungannya. Dari segi autekologi, maka bisa dipelajari : (1) pengaruh suatu faktor lingkungan terhadap hidup dan tumbuhnya suatu jenis biota yang sifat kajiannya mendekati fisiologi, (2) pengaruh suatu faktor lingkungan terhadap hidup dan tumbuhnya suatu jenis biota tertentu. Bahkan dalam autekologi dapat dipelajari (3) pola perilaku suatu jenis binatang liar, sifat adaptasi suatu jenis binatang liar, maupun sifat adaptasi suatu jenis pohon. Sub divisi dari autekologi meliputi : demekologi (spesiasi), ekologi populasi dan demografi (pengaturan ukuran populasi), ekologi fisiologi atau ekofisiologi, dan genekologi (genetika). Contoh autekologi misalnya mempelajari sejarah hidup suatu spesies organisme, perilaku, dan adaptasinya terhadap lingkungan. Jadi, jika kita mempelajari hubungan antara pohon Pinus merkusii dengan lingkungannya, maka itu termasuk autekologi. Contoh lain adalah mempelajari kemampuan adaptasi kutu di padang alang-alang, dan lain sebagainya.

SINEKOLOGI

Sinekologi, yaitu ekologi yang mempelajari kelompok organisme yang tergabung dalam satu kesatuan dan saling berinteraksi dalam daerah tertentu. Dari segi sinekologi, dapat dipelajari : (1) berbagai kelompok jenis makhuk hidup sebagai suatu komunitas, dan (2) pengaruh berbagai faktor ekologi terhadap kondisi populasi, baik populasi tumbuhan maupun populasi binatang liar yang ada di dalamnya. misalnya mempelajari pengaruh keadaan tempat tumbuh terhadap komposisi dan struktur vegetasi, atau terhadap produksi hutan.  Contoh sinekologi : mempelajari struktur dan komposisi spesies tumbuhan di hutan rawa, hutan gambut, atau di hutan payau, mempelajari pola distribusi binatang liar di hutan alam, hutan wisata, suaka margasatwa, atau di taman nasional, dan lain sebagainya. Contoh lainnya adalah : mempelajari strktur dan komposisi spesies tumbuhan di hutan rawa, hutan gambut, atau di hutan payau, mempelajari pola distribusi binatang liar di hutan alam, hutan wisata, suaka marga satwa, atau di taman Nasional, dan lain sebagainya.

Sebagai perbandingan perbedaan antara sinekologi dan autekologi dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.  Meskipun berbeda, pada prinsipnya, kajian autekologi dan sinekologi itu sangat penting dalam rangka meningkatkan keimanan kepada Allah Subhanahu wata’ala dan mewujudkan tujuan konservasi keanekaragaman hayati yang berkelanjutan.

Tabel 1.  Perbandingan perbedaan antara sinekologi dan autekologi

Autekologi Sinekologi
*  Bersifat eksperimental *  Bersifat filosofis
*  Induktif *  Deduktif
*  Kuantitatif *  Deskriptif (umumnya)
*  Dapat dilakukan berdasarkan rancangan percobaan *  Sulit dengan pendekatan rancangan percobaan

TUGAS

  1. Berikan komentar terkait dengan tulisan Ekologi Lanjut – Pertemuan 8. Autekologi dan Sinekologi pada halaman ini
  2. Setelah anda membaca tulisan di atas, silakan klik tautan berikut ini untuk mengerjakan soal latihan dan membuat ulasan