Assalamualaikumwarohmatullah wabarokaatuh. Apa kabar anda semua? Alhamdulillah sudah seharusnya kita mengucapkan syukur atas besarnya karuania yang dilimpahkan Allah Subhanahuwata`ala terhadap kita semua. Limpahan nikmat lahir (kekayaan dan kesehatan) dan serta nikmat bathin (ketenangan, khusyu, dan keamanan) yang tidak terhitung jumlahnya. Maka pantaslah bagi kita untuk selalu bersyukur bahkan selayaknya kita memohon ampunan (istigfar) atas segala perbuatan kita yang tidak akan bisa mengerjakan semua amalan yang diperintahkan-Nya. Sholawat serta salam kita mohonkan agar selalu dilimpahkan kepada Nabi terakhir dan terbaik Muhammad shallallahu alaihi wasallam.
Hadirin rahimakumullah, peserta kuliah Bioindikator Pencemaran Lingkungan. Apakah anda selalu merasakan kondisi lingkungan di sekitar kita ini selalu membaik atau semakin buruk? Lalu bagaimana caranya mengetahui perubahan kondisi ini dengan menggunakan berbagai penanda perubahan, baik penanda fisiologis atau perilaku biota juga perubahan distribusi, kelimpahan, dan juga genetika populasi organisme yang bisa memberi kita informasi lebih baik tentang penyebab perubahan lingkungan? Jawaban atas pertanyaan ini sangat penting untuk dikaji, bukan hanya bagi ahli biologi, namun juga penting bagi seluruh makhluk hidup. karena perubahan kondisi lingkungan dan keanekaragaman hayati akan mengubah siklus hidup serta transfer materi dan energi secara keseluruhan.
Terkait hal tersebut, maka keberadaan indikator biologis dari perubahan lingkungan adalah sangat diperlukan karena bermanfaat untuk mengukur ‘kualitas hidup’ lingkungan dalam konteks yang lebih luas. Di bawah ini akan diuraikan bagaimana perubahan yang terjadi dalam karakteristik biologis yang dimiliki hewan dan tumbuhan yang dikenal sebagai ‘Bioindikator’ dapat memberi tahu kepada kita tentang sifat dan tingkat keparahan perubahan lingkungan.
Apa itu bioindikator? Bioindikator secara luas dapat didefinisikan sebagai biota yang dikembangkan sebagai indikator kualitas lingkungan. Bioindikator dapat berupa komponen biotic (hewan, tumbuhan, mikroba, alga, dan fungi), atau manusia yang dijumpai dalam suatu ekosistem (Burger 2006). Sebagai contoh bioindikator yang banyak digunakan adalah Burung Kenari. Burung jenis ini sering digunakan untuk mendeteksi keberadaan karbon monoksida (CO) dan metana di lokasi tambang karena sensitivitas tinggi yang dimiliki oleh burung terhadap keberadan gas-gas berbahaya tersebut. Dalam contoh ini, keberadaan burung kenari mampu memberikan peringatan dini tentang kondisi lingkungan yang membahayakan bahkan pada akhirnya bisa mematikan bagi manusia.
Namun hal ini bukan satu-satunya peran bioindikator, namun secara umum bioindikator seringkali digunakan untuk menilai perubahan kualitas lingkungan dari waktu ke waktu. Meskipun kemajuan teknologi baru-baru ini juga memungkinkan pengukuran kualitas lingkungan yang lebih akurat mengenai potensi penyebab tekanan pada lingkungan, namun pengukuran perubahan pada tingkat penyebab tekanan (stress) itu sendiri tidak memberi tahu kita apa-apa tentang dampaknya, sehingga keberadaan bioindikator menjadi hal yang tidak tergantikan keberadaannya.
Sebagai contoh, pengukuran suhu yang luas dan terkoordinasi akan memungkinkan kita mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang lintasan dan kecepatan pemanasan iklim, dan adanya pencitraan satelit akan memungkinkan kita untuk mengukur kehilangan dan fragmentasi habitat. Tapi pertanyaan selanjutnya apa konsekuensi dari semua perubahan ini untuk keberlangsungan keanekaragaman hayati dan jasa ekosistem yang dihasilkan? Sebagaimana kita ketahui bahwa nikmat keanekaragaman hayati ini sangat penting bagi kehidupan manusia, selain menciptakan berbagai kenikmatan juga menuntut manusia untuk terus berkreasi sesuai tuntunan Rasul-Nya dalam lingkup ibadah hanya kepada Allah Subhanahuwata`ala.
Tentunya menggabungkan data tentang perubahan lingkungan yang dikumpulkan menggunakan teknologi yang semakin canggih disertai dengan memantau respons bioindikator yang peka terhadap perubahan lingkungan ini memberikan akan tantangan ilmiah yang menarik dan sangat diperlukan untuk saat ini dan mendatang.
Sumber bacaan.
Jones, G. (2012). What bioindicators are and why they are important. Pp. 18-19 in Flaquer, C. & Puig-Montserrat, X. eds. Proceedings of the International Symposium on the Importance of Bats as Bioindicators. Museum of Natural Sciences Edicions, Granollers.