Pengertian Invertebrata
Seperti yang dijelaskan sedikit mengenai Invertebrata merupakan kelompok hewan yang tidak memiliki atau mempunyai tulang belakang. Animalia atau hewan yang termasuk dalam kelompok ini mempunyai habitat yang sangat bermacam jenis mulai, dari laut, sungai, darat, bahkan juga sampai di pegunungan. Hewan-hewan yang termasuk dalam kelompok ini kebanyakan memiliki umur yang relatif singkat. Jarang juga yang bisa sampai berusia lebih dari satu tahun.
Jenis Invertebrata
Dibawah ini akan dijelaskan jenis dari Invertebrata, terdapat dua kelompok yakni, yang berdasarkan Jenis Simetris tubuhnya dan yang berdasarkan tingkat perkembangan lapisan tubuhnya, Dibawah ini merupakan penjelasannya:
Berdasarkan jenis simetri tubuhnya
Dengan berdasarkan jenis simetri tubuhnya, Invertebrata ini dapat dibedakan menjadi :
1. Kelompok hewan bersimetri radial serta
2. Kelompok hewan bersimetri bilateral.
Kelompok hewan bersimetri radial, Disebut dengan hewan bersimetri radial karena tubuhnya itu dapat dipotong menjadi 2 bagian yang simetris dengan melalui lebih dari satu arah. Oleh karenanya, tubuh hewan yang bersimetri radial itu biasanya berbentuk silindris atau juga membulat. Bagian tubuh sebelah atas yang dekat dengan mulut itu disebut bagian oral, sedangkan untuk bagian di sebelah bawah disebut dengan bagian suboral.
Kelompok hewan bersimetri bilateral, disebut sebagai hewan bersimetri bilateral karena tubuhnya itu dapat dipotong menjadi dua bagian yang simetris hanya dengan melalui satu arah. Oleh sebab itu, tubuh hewan yang bersimetri bilateral ini biasanya dapat dipotong menghasilkan dua bagian yang simetris dari arah kepala (cephal) terus ke arah ekor (caudal) serta juga bidang tersebut berdiri atau vertikal artinya dari arah atas (superior) dan ke arah bawah (inferior).
Berdasarkan tingkat perkembangan lapisan tubuhnya
Dengan berdasarkan tingkat perkembangan lapisan tubuhnya, Invertebrata tersebut dibedakan menjadi diploblastik dan triploblastik.
Diploblastik. Hewan diploblastik ini memiliki dua (2) lapisan tubuh, yakni endodermis (dalam) serta ektodermis (luar), misalnya Porifera dan Cnidaria.
Triploblastik. Dengan berdasarkan ada tidaknya rongga tubuh (selom), hewan triploblastik ini dibedakan menjadi triploblastik aselomata, triploblastik pseudoselomata, serta juga triploblastik selomata, dibawah ini merupakan penjelasannya :
– Triploblastik Aselomata. Hewan-hewan triploblastik aselo-mata mempunyai tiga lapisan tubuh (ektodermis, mesodermis, dan endo-dermis) dan tidak mempunyai rongga tubuh, misalnya seperti Platyhelminthes (cacing pipih).
– Triploblastik Pseudoselomata. Hewan-hewan pada golongan ini memiliki tiga (3) lapisan tubuh (ektodermis. mesodermis, serta juga endodermis) yang mempunyai rongga dalam saluran tubuh. misalnya seperti Nemathelminthes.
– Triploblastik Selomata. Hewan-hewan triploblastik selo¬mata ini mempunyai tiga lapisan tubuh (ektodermis, mesodermis, serta juga endo¬dermis) dan juga memiliki rongga tubuh yang terisi oleh cairan serta juga ada peng- gantung organ (yang disebut mesenteron misalnya seperti Annelida, Mollusca, Arthro- poda, Echinodermata, dan juga Chordau (hewan bertulang belakang).Hewan-hewan yang termasuk kelompok Invertebrata, diantaranya seperti Porifera (hewan berpori), Cnidaria (hewan bersengat), Platyhelminthes (cacing pipih), Nemathelminthes (cacing benang/ cacing gilik), Annelida (cacing gelang), Mollusca (hewan bertubuh lunak), Arthropoda (hewan yang mempunayai kaki bersendi-sendi), dan Echinodermata (hewan atau animalia berkulit duri).
Ciri-ciri hewan invertebrata
– Ciri khas hewan invertebrata hewan ini adalah tidak memiliki tulang belakang.
– Hewan invertebrata pada dasarnya memiliki ukuran kecil karena tidak mempunyai struktur yang begitu kompleks dalam tubuhnya
– Hewan Inverterata ini tidak memiliki tulang endoskeleton keras.
– Invertebrata adalah sebuah organisme multiseluler, akan tetapi tidak mempunyai dinding sel.
– Invertebrata bereproduksi dengan secara seksual gamet jantan dan gamet betina.
– Invertebrata berhabitat di seluruh belahan dunia, mereka mampu untuk bertahan hidup cukup lama karena mudah menyesuaikan dengan lingkungannya.
– Invertebrata juga termasuk hewan heterotrof, merupakan hewan konsumer yang tidak mampu untuk membuat makanannya sendiri.
– Kebanyakan hewan porifera tersebut bisa bergerak kecuali porifera dewasa.
– Hewan inveretebrata mempunyai kerangka luar.
– Hewan invertebrata tidak mempunayi kerangka dalam (internal) yang berupa tulang.
– Hewan invertebrata mempunyai banyak jaringan
– Meskipun kecil hewan invertebrata tersebut memiliki tulang tengkorak.
– Invertebrata tidak mempunyai atau memiliki paru-paru, akan tetapi bernafas dengan melalui kulitnya.
– Tubuh invertebrata tersebut dibagi menjadi tiga bagian yaitu, kepala, dada serta perut.
– Sistem pernafasan dan juga sistem morfologi, serta sistem pencernaan lebih sederhana dari pada hewan vertebrata.
9 fillum hewan invertebrata. Terdapat 9 fillum didalam klafisikasi avertebrata yaitu:
1. Annelida
2. Arthropoda
3. Coelenterata
4. Echinodermata
5. Mollusca
6. Nemathelminthes
7. Platyhelminthes
8. Porifera
9. Protozoa
Contoh hewan Invertebrata
Untuk contoh akan dibedakan kedalam dua jenis diantaranya sebagai berikut:
Contoh Invertebrata Pada Tiap Filum
1. Porifera : Sycon, Spongilla ( Spons air tawar), Spons, Euspongia.
2. Cnidaria : Adamis, anemon laut, hydra, pennatula, physalia, Aurelia, gorgonia, meandrina.
3. Ctenophora : Pleurobranchia, Ctenophora
4. Platyhelminthes : Cacing hati ( Fasciola ), Cacing pita ( Taenia ), .
5. Aschelminthes : Cacing filaria ( Wuchereria), Cacing tambang, Bulat cacing ( Ascaris ), .
6. Annelida : Nereis,lintah pengisap darah, cacing tanah,
7. Arthropoda : Lebah madu, Nyamuk- Anopheles, Culex, Aedes, Belalang ( Locusta ), Ulat, Kepiting ( Limulus )
8. Mollusca : Chiton,tiram mutiara, sepia, octopus, cumi-cumi ( loligo ), Pila, hare laut.
9. Echinodermata : landak laut, lily laut, teripang,ikan, bintang, bintang rapuh.
Contoh Invertebarata yang umum
1. Krustasea
2. Semut
3. Lipan
4. Tawon
5. Laba-laba
6. Kecoa
7. Belalang
8. Lebah madu
9. Rayap
10. Serangga tongkat
11. Jangkrik
12. Mantis
13. Spons
14. Kepiting
15. Lintah
16. Cacing Tanah
17. Bintang ikan.
18. Siput
19. Gurita
Penggunaan invertebrata laut sebagai indikator pencemaran telah dirintis oleh WILHELMI dan BLEGVAD, kira-kira pada tahun 1916 dan 1932 (REISH 1970). Pada saat itu WILHELMI (dalam REISH 1970), mengungkapkan peranan cacing Capitella capitata sebagai indikator pencemaran laut di perairan Jerman, yang fungsinya -kira sama dengan fungsi cacing Tubifex untuk perairan tawar (freshwater area).
Penggunaan biota laut sebagai indikator pencemaran (termasuk Capitella capitata) adalah didasarkan kepada pemikiran, bahwa : dalam suatu perairan normal dan tidak tercemar akan terlihat berbagai biota laut dari semua tingkatan trofik, mulai dari kelompok pengurai (bakteri), produsen (flora), konsumen primer (herbivora), pemangsa (carnivora), dan pemakan segala (omnivora) yang berada dalam kondisi berimbang dan lestari. Kemudian masuk suatu zat pencemar yang mempunyai sifat racun (toksik). Setiap biota akan berusaha beradaptasi semaksimal mungkin demi untuk kelangsungan hidupnya. Bila tekanan zat pencemar tersebut terus bertambah atau dikatakan pencemaran semakin meningkat, akan terjadi semacam suksesi dari biota laut.
Terlihat keanekaragaman jenis akan menurun dengan tajam, dan akan sampai pada suatu keadaan dimana hanya sekelompok kecil biota saja yang menonjol dengan jumlah populasi yang melimpah. Biota inilah yang bisa disebut sebagai indikator pencemaran (Pearson et al. 1983).
Pustaka
Ibeng,P. 2019. Invertebrata : Pengertian, Jenis, Ciri, Fillum, dan Contohnya. https://pendidikan.co.id/invertebrata-pengertian-jenis-ciri-fillum-dan-contohnya.
Pearson, T.H., J.S. Gray and P.J. Johannessen 1983. Objective selection of sensitive species indicative of pollution-induced changed in benthic
communities. 2. Data analyses. Mar. Ecol. Progr. Ser. 12 : 237 – 255.