Hari ini saya mendapatkan pertanyaan dari mahasiswa, yang intinya menanyakan cara membuat perumusan masalah : berikut ini bunyinya : “Assalamualaikum bapak mohon maaf mengganggu waktunya & bertanya diluar jam kuliah pak, izin bertanya pak untuk tugas 4 bagian perumusan masalah itu gimana ya pak? Karena saya & beberapa teman masih bingung dengan perumusan masalah seperti yang bapak maksud itu pak, dan rata-rata stuk & tidak bisa menyelesaikan perumusan masalah pak”. ….. Tentunya ucapan pertama adalah Alhamdulillah, terima kasih sudah menyempatkan diri untuk menyampaikan pertanyaan. Berikut ini adalah penjelasan mengenai cara membuat perumusan masalah.
Sebagaimana diketahui bahwa dalam setiap pengerjaan berbagai karya ilmiah (seperti makalah, skripsi, proposal, atau laporan) kita pasti memulainya dengan latar belakang dan rumusan masalah. Rumusan masalah mempertanyakan beberapa hal yang berkaitan dengan suatu topik yang akan diamati/diteliti. Dan nantinya jawaban yang diperoleh dari pertanyaan (rumusan masalah) inilah yang akan menjadi hasil penelitian itu. Jadi, bisa dipahami bahwa Rumusan masalah adalah bagian terpenting dalam inti penelitian yang harus dipikirkan secara matang.
Sebelum melangkah lebih lanjut, kita perlu mengenal jenis-jenis rumusan masalah yang bisa kamu pakai. Ingat ya, rumusan masalah ini yang kamu pilih akan menyesuaikan dengan jenis penelitian yang dipilih pula. :
- Rumusan Masalah Deskriptif. Adalah rumusan masalah yang mempertanyakan deskripsi atau penjelasan sebuah variabel atau beberapa variabel dan tidak membandingkan variabel satu dengan yang lainnya. Biasanya, rumusan masalah deskriptif dimulai dengan kata “Apa”, “Bagaimana”, dan “Mengapa” yang perlu dijawab secara rinci dan jelas pada hasil penelitian. Contoh rumusan masalah deskriptif misalnya : Apa pengertian bioindikator?, Bagaimana cara menghitung indeks keanekaragaman moluska sebagai bioindikator gangguan antropogenik?
- Rumusan Masalah Komparatif. Rumusan masalah komparatif bertujuan untuk membandingkan suatu variabel atau beberapa variabel yang ada di dalam sebuah penelitian maupun karya ilmiah lainnya. Misalnya : Adakah perbedaan antara bioindikator di sawah dengan bioindikator di tambak udang? , Perbedaan seperti apa yang terjadi pada struktur morfologi burung sebagai bioindikator pencemaran udara di wilayah permukiman?
- Rumusan Masalah Asosiatif adalah rumusan masalah yang mempertanyakan hubungan satu variabel dengan variabel lainnya. Contohnya : Bagaimana pengaruh kelimpahan bioindikator dengan aktivitas nyamuk Anopheles pada ekosistem mangrove?
Setelah diberikan tiga rumusan masalah yang mendasar, mungkin kamu masih memerlukan panduan cara membuat rumusan masalah. Begini tipsnya:
- Ketahui apa yang menjadi masalah dalam penelitianmu.
- Pikirkan mengenai hal-hal yang menjadi pertanyaan pada sebuah penelitian secara kritis.
- Jabarkan semua pertanyaan yang muncul di pikiran dengan menggunakan pertanyaan 5W+1H (when, why, where, who, what, and how). Kemudian, kerucutkan pertanyaan yang paling kritis dan penting.
- Pastikan bahwa rumusan masalah yang kamu pilih memiliki nilai penelitian (bermanfaat), jelas, padat, dan tidak bertele-tele.
- Rumusan masalah bisa dijadikan petunjuk sebagai pusat penelitian yang memungkinkan untuk dijawab dengan data dan fakta yang ada di lapangan.
- Hubungkan rumusan masalah yang didapat dengan teori-teori yang ada. Sebab bisa jadi penelitianmu melahirkan berbagai dalil yang dapat membentuk teori baru.
- Rumusan masalah harus bisa diterapkan ke judul penelitian
Berikut ini adalah contoh Rumusan Masalah Bioindikator
- Apa pengertian bioindikator lingkungan lahan basah?
- Apa syarat agar moluska bisa dijadikan sebagai bioindikator perairan yang tercemar?
- Bagaimana cara memelihara serangga sebagai bioindikator keanekaragaman hayati pada ekosistem mangrove?
- Apa manfaat penggunaan timpakul sebagai bioindikator pada lingkungan pesisir pantai?
Ditulis ulang dari : https://www.cekaja.com/info/contoh-rumusan-masalah-makalah-skripsi-dan-penelitian