Cara Restorasi Ekosistem di Kawasan Konservasi

Restorasi ekosistem hutan di kawasan konservasi diperlukan terutama untuk akibat gangguan antropogenik seperti pembuatan tambak , perumahan dan alih fungsi lahan lainnya. Dalam tulisan ini, akan dibahas mengenai pola dan pelaksanaan restorasi ekosistem mangrove yang terdegradasi akibat tambak (Miyakawa, 2014).

Luas ekosistem mangrove di Indonesia mencapai 27% dari luas mangrove di dunia dan 75% dari luas mangrove di Asia Tenggara. Namun demikian sebagian besar ekosistem mangrove telah mengalami degradasi antara lain akibat pembangunan tambak dan penebangan liar. Luas penyebaran mangrove di Indonesia terus mengalami penurunan, berdasarkan data Ditjen BPDASPS, dari 9.3 juta ha pada tahun 1999 menjadi 3.7 juta ha pada tahun 2010. Dari data tersebut, degradasi ekosistem mangrove rata-rata sebesar 0.5 juta ha per tahun. Ekosistem mangrove yang rusak tersebut perlu segera dipulihkan agar dapat berfungsi kembali sebagaimana yang diharapkan. Untuk itu perlu adanya suatu pedoman agar kegiatan pemulihan fungsi kawasan tersebut dapat berjalan secara efisien dan efektif (Miyakawa, 2014).

Secara umum, tahapan restorasi ekosistem mangrove terdegradasi di dalam kawasan konservasi, yang terdiri dari 5 tahapan, yaitu :Mencari dan menentukan sasaran areal restorasi ekosistem

  1. Penentuan areal restorasi

2. Persiapan

3. Survei awal area

4. Perencanaan

5. Pelaksanaan

6. Pemeliharaan dan Monitoring

7. Evaluasi kegiatan

Daftar Pustaka

Miyakawa, H. (2014). Pedoman Tata Cara Restorasi di Kawasan Konservasi. Direktorat Jenderal PHKA, Kementerian Kehutanan dan Japan International Cooperation Agency (JICA). https://www.jica.go.jp/project/english/indonesia/008/materials/c8h0vm000001gj3g-att/pamphlet_03.pdf

Iklan

28 thoughts on “Cara Restorasi Ekosistem di Kawasan Konservasi

  1. Ayu Rama Dewi

    Ayu Rama Dewi (1711013120002).
    Identifikasi area restorasi dilakukan melalui pencarian sebab dan kemudian merencanakan bagaimana pengelolaannya. Suatu tempat harus direstorasi pasti karena mengalami kerusakan. Tempat yang biasanya direstorasi adalah lahan gambut, mangrove, dan hutan yang mengalami kerusakan ekosistem. Penyebab suatu tempat dilakukan proses restorasi dapat bermacam-macam, kebanyakan karena peristiwa kebakaran dan penggundulan hutan. Rencana pengelolaan dibuat dengan tujuan untuk mencapai multi- manfaat, yaitu manfaat ekonomi, sosial, serta manfaat ekologi. Sasaran yang ingin dicapai dari pelaksanaan restorasi adalah percepatan pemulihan ekosistem untuk memberikan pemanfaatan yang berkelanjutan bagi kepentingan ekonomi, sosial dan ekologi. Identifikasi harus dilakukan sesuai kriteria kawasan yang perlu direstorasi, yaitu:
    o Termasuk dalam Rencana Pengelolaan
    o Kawasan terdegradasi
    o Terinvasi oleh jenis asing
    o Terletak pada kawasan konservasi kecuali di Cagar Alam dan zona inti dalam
    kawasan taman nasional.

    Suka

    Balas
  2. Dea Sativa

    Berikut ini tambahan informasi mengenai Pengumpulan dan analisis data skunder (Dea Sativa Hydhayanti – 1711013320002)
    Pengumpulan dan analisis data skunder dilakukan dengan dua cara, yaitu pengumpulan data sejarah kawasan melalui satelit, buku-buku, dan literatur lain, serta data iklim

    Suka

    Balas
  3. erakhoridatul

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
    Berikut ini tambahan informasi mengenai persiapa restorasi (Era Khoridatul B. Z./1711013120003)
    Pemilihan Field Manager yang tepat merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk menunjang keberhasilan restorasi. Pada prinsipnya Field Manager harus dapat bekerja seperti layaknya petani merawat ladangnya sendiri. Tugas FM meliputi sebagai berikut: Bersama-sama dengan pengelola memilih dan membentuk Pokja, Menyusun dan mengajukan draf rencana kegiatan restorasi selama
    satu tahun beserta anggarannya, Menjelaskan rencana kegiatan restorasi dan anggaran yang telah
    disetujui pada loka karya, Mengajukan anggaran biaya tiga bulanan berdasarkan rencana
    anggaran yang telah disetujui, dan Melaksanakan kegiatan restorasi.
    Syarat Sebagai FM:
    o Dapat memfokuskan pada pekerjaan restorasi.
    o Mempunyai pengetahuan ekologi hutan mangrove dan keahlian
    teknis penanaman beberapa jenis mangrove.
    o Mempunyai kemampuan berkoordinasi dan berkomunikasi dengan
    para pihak.
    o Mempunyai dasar kecintaan terhadap tanaman hutan.
    o Selalu berupaya untuk mensukseskan pekerjaannya.
    Pembentukan Pokja berasal dari masyarakat sekitar areal restorasi yang terlibat dalam
    kegiatan pengelolaan kawasan seperti Mitra POLHUT, Kader Konservasi. Anggota Pokja terdiri dari 10-20 orang. Tugas Pokja adalah melaksanakan kegiatan lapangan termasuk membuat catatan harian.
    Terimakasih

    Suka

    Balas
  4. Olivia Anafarida nih (@babby_bull_)

    Berikut ini tambahan informasi mengenai persiapan restorasi:
    Pengkayaan Tanaman:
    • Upaya restorasi ekosistem pada hutan yang telah memiliki tumbuhan berkayu jenis asli tertinggal yang tinggi > 1 m atau diameter > 2 cm dengan jumlah 200-600/ ha dengan cara menambah jenis tumbuhan berkayu lain pada areal masih kosong dalam areal restorasi.
    • Jika kondisitersebut tidak dapat dipenuhi, maka pelaksanaan restorasi dapat menggunakan pola penanaman.
    • Jumlah jenis tanaman disarankan paling sedikit 50 % dari ekosistem hutan alam yang ada di dekat areal restorasi; dengan komposisi jenis pionir (50%) dan klimaks(50%).
    • Melakukan penanaman dengan jenis dominan atau jenis-jenis sebagai pakan satwa, sarang satwa ataupun jenis-jenis yang belum banyak terdapat pada lokasi tersebut
    Penanaman:
    • Upaya restorasi ekosistem pada hutan yang telah memiliki tumbuhan berkayu jenis asli tertinggal yang tinggi > 1 m atau diameter > 2 cm maka dapat menggunakan pola penanaman.
    • Pola penanaman direncanakan meliputi hal-hal sebagai berikut:
    1. Penetapan jarak tanam, 3×3 dalam 1 hektar dengan asumsi bahwa jumlah tanaman dalam lahan 1 hektar dianggap cukup sebagai ekosistem hutan yang baik berdasarkan Kementrian Lingkungan Hidup No. 21 tahun 2004.
    2. System penanaman, dengan system jalur yang memudahkan proses monitoring
    Hal yang perlu diperhatikan pada waktu penanaman adalah sebagai berikut:
    1. Lakukan seleksi bibit yang sehat.
    2. Bibit yang akan ditanam sudah berdaun 4 untuk jenis propagul dan sudah memiliki tinggi +50 cm untuk bibit dari biji.
    3. Pengangkutan bibit ke lokasi restorasi harus dilakukan secara hati-hati dan menggunakan alat yang cocok agar bibit tidak rusak.
    4. Waktu penanaman dilakukan pada awal musim hujan cukup stabil.
    Olivia Anafarida 1711013120014

    Suka

    Balas
  5. Linda Febriani

    Berikut ini tambahan informasi mengenai Peninjauan dan Pengumpulan Data pada Tahap Evaluasi Kegiatan (Linda Febriani – NIM 1711013120008 dan Norliani – 1711013220011)
    Dalam peninjauan dan pengumpulan data pada upaya restorasi ekosistem dapat diperoleh melalui teknik wawancara, teknik kuisioner, teknik observasi dan teknik dokumentasi. Setelah selesaikan kegiatan restorasi ekosistem dapat dilakukan evaluasi mengenai ketiga jenis teknik pengumpulan data, sehingga didapati teknik yang paling tepat untuk mendapatkan data terkait. Seperti pada kasus restorasi kawasan ekosistem mangrove bekas lahan bekas tambak, evaluasi yang didapat dari pengumpulan data berupa teknik observasi dilaksanakan pada setiap petak. Data yang diambil berupa presentase tumbuh dan kesehatan tanaman, serta pola dan sistem pelaksanaan. Evaluasi ini dilakukan dengan pengambilan sampel secara acak dengan intensitas sampling 5% dari luas setiap petak. Selain itu, untuk pengumpulan data dan informasi tentang pendapat dan kesadaran masyarakat dikumpulkan melalui pertemuan ataupun dengan menggunakan kuisioner.

    Suka

    Balas
  6. nrazizah99

    Berikut ini tambahan informai mengenai Pemantapan Areal Restorasi (Persiapan)_(Nor Azizah/1711013120012)_Dalam melakukan pemetaan sosial, kita perlu mengumpulkan data dan informasi yang akurat dan lengkap tentang lokasi dimana konflik terjadi, kronologis konflik, para pihak yang terlibat serta berbagai dampak sosial dan lingkungan dari konflik tersebut. Demikian pula perlu dipelajari berbagai bentuk penyelesaian konflik yang sudah ada dan keberhasilannya. Dengan mengetahui peta konflik tenurial itu maka restorasi gambut dijalankan tidak pada areal yang berkonflik. Jika terdapat konflik maka pihak yang berwenang perlu melakukan resolusi konflik terlebih dahulu. Pengelola memantapkan batas areal restorasi dan membuat peta dengan cara, deliniasi areal restorasi, pengecekan areal restorasi dengan menggunakan GPS dan mencatat hasil pengukuran, memasang patok batas areal restorasi, dan membuat peta kerja areal restorasi skala 1:10.000.

    Suka

    Balas
  7. yunihelda

    Ilmu yang disampaikan sangat bermanfaat sekali pak dalam menyusun tahapan restorasi ekosistem mangrove terdegradasi di dalam kawasan konservasi

    Suka

    Balas
  8. raraerlinaoktafia

    Berikut ini tambahan informasi mengenai “Tahapan Restorasi Ekosistem” (Rara Erlina Oktafia/1711013220013), output yang didapatkan melalui tahap I penentuan areal restorasi ini adalah berupa peta areal. Hasil peta areal yang ditentukan, yaitu Gambar. Wilayah Pendulangan Intan Cempaka (-3.507182686209469, 114.8412281145777).

    Suka

    Balas
  9. Dhilaa

    Berikut ini tambahan informasi mengenai Persiapan restorasi (Siti Fadhilah/1711013220015)
    1. Survei Tumbuhan Mangrove pada Hutan Utuh di Sekitar Areal Restorasi
    -Identifikasi jenis mangrove yang ada di sekitar areal restorasi untuk digunakan sebagai data dasar jenis dalam rangka menentukan jenis tanaman yang akan ditanam.
    -Satu sample plot dipasang per satu Blok di dalam hutan alam sekitar areal restorasi. Sample Plot tersebut berukuran 10m x 10m =100 m2 dan mewakili kondisi vegetasi di hutan utuh. Jika tidak mencukupi dapat memasang areal yang mewakili kondisi vegetasi di sekitar blok, maka bisa memasang sample plot yang lebih luas, yaitu 100 – 200 m2 sesuai kondisi vegetasi di sekitar blok.
    -Yang menjadi sasaran survei meliputi seluruh tumbuhan mangrove di dalam sampel plot.
    -Peralatan untuk survey: Peta kerja(Skala1:5.000),Tali (50 m), Kompas survei, Hagameter, Rol meter, Alat ukur diameter (Kaliper, phiben, meteran), Kaliper, Alat tulis, GPS, Kamera.
    2. Survei Jumlah Tumbuhan Berkayu Tertinggal di Dalam Areal Restorasi
    -Menghitung jumlah tumbuhan mangrove yang tertinggal per Ha di dalam areal restorasi untuk digunakan sebagai data dasar di dalam rangka menetapkan pola restorasi. Menghitung jumlah tegakan yang tertinggal dalam petak dengan menggunakan intensitas sampling 1-2%.
    -Satu sample plot dipasang di dalam setiap petak. Sample Plot tersebut berukuran 10m x 10m =100 m2 dan mewakili kondisi vegetasi di dalam setiap petak. Jika tidak mencukupi dapat memasang areal yang mewakili kondisi vegetasi di dalam petak, maka bisa memasang sample plot yang lebih luas, yaitu 100 – 200 m2 sesuai dengan kondisi vegetasi di dalam petak.
    -Sasaran survei meliputi seluruh tumbuhan berkayu dengan tinggi > 1 m (Rhizophoraceae), tinggi > 30 cm (Selain Rhizophoraceae) atau diameter > 2 cm dengan mengukur tinggi dan diameter batang. Tumbuhan mangrove di dalam sampel plot yang dihitung tersebut diberi tanda.
    -Peralatan untuk survey: Peta kerja(Skala1:5.000),Tali(50m), Kompas survei, Hagameter, Rol meter, Alat ukur diameter (Kaliper, phiben, meteran), Kaliper, Alat tulis, GPS, Kamera.

    Suka

    Balas
  10. Ismi Saroh

    Assalamu’alaikum, berikut ini tambahan informasi mengenai persiapan restorasi pada bagian pelatihan teknis restorasi (Ismi Saroh/1711013320005)
    Pengelola bersama-sama FM memberikan pelatihan teknis kepada
    Pokja, dengan rangkaian pelatihan sebagai berikut :
    1)Instruktur
    -Pengelola
    -FM
    -Ahli teknik restorasi yang diperlukan. Ahli teknik tersebut harus mempunyai cukup banyak
    pengalaman tentang pelaksanaan kegiatan restorasi di lapangan.
    2) Bentuk
    -Pelatihan
    -Kuliah/teori
    -Praktek
    -Studi Banding (bila diperlukan)
     3) Materi Pelatihan           
    -Teknik untuk pelaksanaan survei awal.
    -Teknik untuk pembangunan persemaian, pengumpulan buah/biji/propagul, pembibitan, persiapan
    lahan, penanaman, dan pemeliharaan.
    -Studi Banding untuk belajar mengenai contoh sukses restorasi atau yang terkait dengan
    restorasi (bila diperlukan).

    Suka

    Balas
  11. niemahalas

    Berikut ini tambahan informasi mengenai Persiapan restorasi (Nie’mah Al’as/1711013320009) yaitu Monitoring Hasil Restorasi
    a. Pada areal restorasi, FM bersama-sama dengan Pokja melakukan moni-
    toring kondisi tanaman (serangan hama dan penyakit atau gangguan lain)
    melalui observasi. Monitoring dilaksanakan setiap bulan.
    Laporan hasil monitoring dibuat dan disampaikan bersama dengan
    laporan teknis setiap bulan
    b. Pada lokasi penanaman dan pengkayaan tanaman, FM bersama-sama
    dengan Pokja melakukan monitoring terhadap prosentase, tinggi, diam-
    eter, sampel dengan intensitas sampling 5% dari luas setiap petak.
    Monitoring dilaksanakan setiap akhir tahun.
    Laporan hasil monitoring dibuat dan disampaikan bersama dengan
    laporan kegiatan akhir tahun.
    c. Pada lokasi suksesi alam dan penunjang suksesi alam, FM bersama-sama
    dengan Pokja melakukan monitoring terhadap kerapatan dan jenis
    tumbuhan sampel dengan intensitas sampling 5% dari luas setiap petak.
    Monitoring dilaksanakan setiap akhir tahun.
    Laporan hasil monitoring dibuat dan disampaikan bersama dengan
    laporan kegiatan akhir tahun.
    3) Hasil monitoring ini dipakai untuk bahan pertimbangan kegiatan penyulaman
    dan perawatan tanaman. Hasil monitoring tersebut juga dipakai sebagai
    bahan penyempurnaan pelaksanaan kegiatan selanjutnya. Kekurangan
    ataupun kesalahan akan diperbaiki pada tahun berikutnya.

    Suka

    Balas
  12. Nita Azhari

    Berikut ini tambahan informasi mengenai Berbagai macam pengaruh dari iklim terhadap pohon-pohon melalui penanaman dan suksesi alam misalnya kekeringan yang luar biasa, kecepatan angin yang ekstrim, dll. Survei dilaksanakan untuk mengetahui apakah faktor tersebut menimbulkan dampak negatif kepada pohon-pohon tersebut dan mencari upaya penanganan yang tepat. Cara survei adalah sebagai berikut: Melaksanakan wawancara dengan
    masyarakat sekitar. Yang penting adalah peninjauan lapangan, wawancara dan pembacaan daftar pertanyaan serta data sekunder, tidak
    hanya pada areal restorasi tapi juga areal dengan kondisi iklim yang sama. Hasil survei ini dicatat di dalam laporan tersebut. (Nita Azhari – 1711013320010)

    Suka

    Balas
  13. Zakia Zulfah

    Assalamu’alaikum wr wb.
    Berikut ini tambahan informasi mengenai Sosialisasi Restorasi (Nurzakia Zulfah/1711013120013)
    1) Pelaksana Sosialisasi
    Pelaksana sosialisasi adalah pengelola kawasan bersama donor.
    2) Sasaran Sosialisasi
    Sasaran sosialisasi meliputi:
    – Masyarakat setempat (tingkat Desa)
    – Instansi lokal (tingkat Kecamatan dan Pemerintah Kabupaten)
    – Lembaga Pendidikan/ Perguruan Tinggi (bila diperlukan)
    – Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) (bila diperlukan), dan
    – Pemangku kepentingan lainnya (bila diperlukan)
    3) Materi Sosialisasi
    Pengelola telah menetapkan lokasi sementara dan luas areal restorasi berdasarkan Rencana Pengelolaan. Dalam rangka sosialisasi tersebut, Pengelola menjelaskan garis besar tentang hal-hal sebagai berikut:
    – Latar belakang
    – Tujuan restorasi
    – Lokasi
    – Luas
    – Rencana dan waktu restorasi
    – Sumber dan Perkiraan Biaya pelaksanaan
    – Hasil dan manfaat (Output dan outcome)
    – Tugas dan tanggung jawab para pihak
    4) Cara Sosialisai
    Sosialisai adalah salah satu proses dimana Pengelola menerangkan konsep kegiatan restorasi kepada para pihak terkait dan mendapat persetujuannya. Ada dua cara untuk sosialisasi, yaitu:
    a. Pengelola mengunjungi para pihak terkait masing-masing untuk memberikan penjelasan, dan atau
    b. Pengelola mengadakan pertemuan dengan cara mengundang para pihak terkait dan memberikan penjelasan.

    Suka

    Balas
  14. Annisa Fitriany

    Berikut ini tambahan informasi mengenai Survei awal areal untuk restorasi (Annisa Fitriany-1711013220001)
    Survei Tanah dan Hidrologi. Survei ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisik-kimia tanah dan air sehingga bisa menentukan kesesuaian jenis tanaman mangrove. Hasil survei ini akan menentukan apakah diperlukan perlakuan-perlakuan terhadap tanah di areal restorasi, seperti pencucian tanah dan pengeringan. Lokasi survei tanah dipilih di dalam setiap sample plot. Jika kondisi tanah sama rata pada beberapa sample plot dan salah satu lokasi survei dapat mewakili kondisi di beberapa sample plot tersebut, dapat dihapus lokasi survei untuk sample plot lain. Survei tanah dilaksanakan menggunakan metode sampling. Tanah diambil secara komposit pada kedalaman 0-1 m kemudian dianalisa tekstur tanah (liat, lempung, dan pasir), pH tanah, salinitas tanah, kandungan kimia tanah, dsb. Sedangkan air dianalisa pH dan salinitas air. Sedangkan data pasang surut, lama genangan dan sebagainya bisa didapat dari Instansi terkait.
    Survei Sosial, Ekonomi, dan Budaya Masyarakat. Survei ini bertujuan mengetahui permasalahan sosial-ekonomi dan budaya di sekitar areal restorasi. Selain permasalahan yang masih berjalan juga dilakukan survei sebab-sebab terjadinya degradasi hutan. Penyebab degradasi hutan dapat diakibatkan oleh alam maupun perbuatan manusia seperti perambahan lahan, penebangan pohon, dll. Survei ini dilakukan dengan cara pengumpulan data primer dan sekunder melalui peninjauan lapangan, wawancara dengan masyarakat, survei dengan kuisioner, referensi, dll.
    Hal-hal yang perlu di survei meliputi:Penyebab terdegradasi, Ketergantungan masyarakat terhadap pemanfaatan kawasan, Pengelolaan tambak pada saat aktif (penggunaan pupuk dan obat), Kearifan lokal untuk pengelolaan kawasan/lahan, Pengetahuan masyarakat terhadap fungsi kawasan konservasi dan aturan pengelolaan kawasan, Pengetahuan masyarakat tentang keberadaan jenis tumbuhan lokal.

    Suka

    Balas
  15. Rida Yuliani

    Suksesi alami:
    1. Melakukan patrol dan penjagaan agar terhindar dari gangguan yang menghambat pertumbuhan anakan. Gangguan tersebut dapat berupa penggembalaan liar, hama, dan satwa.
    2. Monitoring pertumbuhan anakan alam.
    Pendukung suksesi alami:
    1. Melakukan patrol dan penjagaan agar terhindar dari gangguan yang menghambat pertumbuhan anakan. Gangguan tersebut dapat berupa penggembalaan liar, hama, satwa.
    2. Membuka pintu air dan atau membobol sebagian tanggul agar pada saat air pasang bisa masuk bebas ke dalam tambak.
    3. Penyiangan gulma.
    4. Monitoring pertumbuhan anakan alam.
    Pemeliharaan tumbuhan dan anakan:
    Kegiatan pemeliharaan terdiri dari: pengawasan termasuk patoroli untuk monitoring serangan hama dan penyakit dan melindungi tanaman dari kerugian oleh ternak serta penyulaman untuk tanaman yang mati.
    Pembuatan persemaian:
    Persemaian yang dilaksanakan dalam restorasi adalah berupa persemaian sementara. Lokasi persemaian dipilih dari lokasi yang menpunyai syarat sebagai berikut: lokasi terkena pasang surut atau dekat dengan sumber air, tersedia tenaga kerja, lokasi terletak dekat dengan areal penanaman, terhindar dari gangguan satwa, terletak pada areal yang terbuka. Luas areal disesuaikan dengan jumlah bibit yang diperlukan. Kegiatan pembangunan antara lain persiapan lahan untuk persemaian, pembuatan bedeng tabur dan bedang sapih, pembuatan naungan, pembuatan jaringan penyiraman.
    Penanaman:
    Hal yang perlu diperhatikan pada waktu penanaman adalah sebagai berikut: lakukan seleksi bibit yang sehat, bibit yang akan ditanam sudah berdaun 4 untuk jenis propagul dan sudah memiliki tinggi +50 cm untuk bibit dari biji, pengangkutan bibit ke lokasi restorasi harus dilakukan secara hati-hati dan menggunakan alat yang cocok agar bibit tidak rusak, waktu penanaman dilakukan pada awal musim hujan cukup stabil.

    Suka

    Balas
  16. masdarinasofiana

    Berikut ini tambahan informasi mengenai Analisis Data pada Tahap Evaluasi Kegiatan Restorasi (Masdarina Sofiana/1711013220007):
    Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif komparatif agar dapat membandingkan keadaan ekosistem mangrove di Pusat Restorasi dan Pembelajaran Mangrove (PRPM). Pengertian deskriptif menurut Anwar dan Gunawan (2006) adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, dan suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi atau gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Dalam metode deskriptif dapat dibandingkan fenomena-fenomena tertentu sehingga merupakan suatu studi komparatif. Sedangkan penelitian komparatif menurut Anwar dan Gunawan (2006) adalah penelitian membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.
    Referensi: Ario, R., Subardjo, P., & Handoyo, G. (2016). Analisis Kerusakan Mangrove Di Pusat Restorasi Dan Pembelajaran Mangrove (PRPM), Kota Pekalongan. Jurnal Kelautan Tropis, 18(2).

    Suka

    Balas
  17. Adam Malik (@Adamlk_)

    Muhammad Adam Malik (1711013310008)
    Survei Sumber Benih
    – Lokasi survei ini adalah areal restorasi dan di sekitarnya.
    – Sasaran survei Sumber benih adalah tumbuhan jenis asli yang sudah menghasilkan buah/biji/propagul dan perkiraan areal penyebarannya. Hal yang diamati tentang pohon sasaran tersebut meliputi jenis mangrove, lokasi dan luas areal, perkiraan penyebaran buah/biji/propagul, pembungaan dan waktu panen. Survei ini bertujuan untuk mendapatkan areal sumber benih, dan mengetahui kemungkinan tentang suksesi alam atau penunjang suksesi alam serta mempertimbangkan bahwa areal restorasi akan mencapai hutan semula seperti sebelum terdegradasi.
    – Format isian data dan peralatan survei dapat dilihat pada Lampiran I-(3).
    Survei Volume Vegetasi di Atas Lantai Hutan
    – Sample plot, survei ini di laksanakan pada 3 sample plot (vegetasinya rapat, sedang, dan jarang) di dalam setiap petak. Satu sample plot berukuran 1 m x 1 m = 1m2.
    – Metode survei, karena survei ini bertujuan mengetahui kemungkinan suksesi alam, penunjang suksesi alam, dan pengkayaan penanaman, maka perlu diketahui luas rumput yang menutupi areal restorasi dan bagaimana persebaran rumputnya. Persentase luas areal rumput dan kondisi persebarannya, misalnya rumput tumbuh berkelompok atau sporadis, diteliti dan dicatat dalam peta persebaran.
    – Format isian data dan peralatan survei dapat dilihat pada Lampiran 1-(4).

    Suka

    Balas
  18. Rida Yuliani

    Heny Rupaida (1711013220004)
    a. Pada areal restorasi, FM bersama-sama dengan Pokja melakukan monitoring kondisi tanaman (serangan hama dan penyakit atau gangguan lain)
    melalui observasi. Monitoring dilaksanakan setiap bulan.
    Laporan hasil monitoring dibuat dan disampaikan bersama dengan
    laporan teknis setiap bulan.
    b. Pada lokasi penanaman dan pengkayaan tanaman, FM bersama-sama
    dengan Pokja melakukan monitoring terhadap prosentase, tinggi, diameter, sampel dengan intensitas sampling 5% dari luas setiap petak.
    Monitoring dilaksanakan setiap akhir tahun.
    Laporan hasil monitoring dibuat dan disampaikan bersama dengan
    laporan kegiatan akhir tahun. (Lampiran 3-(2))
    c. Pada lokasi suksesi alam dan penunjang suksesi alam, FM bersama-sama
    dengan Pokja melakukan monitoring terhadap kerapatan dan jenis
    tumbuhan sampel dengan intensitas sampling 5% dari luas setiap petak.
    Monitoring dilaksanakan setiap akhir tahun.

    Suka

    Balas
  19. helinmardiana

    Berikut Informasi tambahan mengenai Pola Restorasi (Helin Mardiana/1711013120005)
    Pola dan rancangan restorasi merupakan dasar untuk pelaksanaan restorasi dan merupakan kondisi dasar supaya kegiatan restorasi dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien serta mendapatkan hasil yang diharapkan. Yang pertama perlu dilakukan pemilihan pola restorasi yang paling cocok dari 4 pola, apakah dengan suksesi alam, atau dengan penunjang suksesi alam, atau dengan pengkayaan tanaman atau penanaman.

    Suka

    Balas
  20. Siti Istiqomah

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Berikut ini tambahan mengenai perencanaan restorasi (Siti Istiqomah 1711013320012)
    Pembentukan Blok dan Petak Tetap :
    Blok tetap sama dengan blok sementara atau berubah sesuai dengan hasil survey. Apabila setelah dilakukan survei ternyata terdapat areal yang dilakukan
    restorasi dengan pola restorasi suksesi alam atau penunjang suksesi alam, maka luas petaknya dapat ditambah sampai 1,5 ha, dengan demikian luas blok
    dapat bertambah sampai maksimum 15 ha.

    Suka

    Balas
  21. Hilmahyasar

    Hilmah (1711013120006)
    Restorasi mangrove perlu adanya restorasi, rehabilitasi dan reklamasi agar hutan mangrove masih terjaga. Hutan mangrove merupakan vegetasi yang tersusun atas pohon dan semak yang toleran terhadap garam yang hidup di zona pasang surut di wilayah pesisir tropis dan subtropics. Ekosistem hutan mangrove bersifat kompleks dan dinamis, tetapi labil. Bersifat kompleks dikarenakan ekosistemnya dipenuhi oleh vegetasi dan sekaligus habitat bagi beraneka ragam satwa dan biota perairan. Sifat dinamis ditunjukkan dengan kemampuannya untuk dapat tumbuh dan berkembang terus serta mengalami suksesi mengikuti perubahan habitat alaminya.Kondisinya yang mudah rusak akibat gangguan dan sulit untuk dipulihkan kembali menunjukkan sifat labil dari ekosistem ini. Hutan mangrove sebagai ekosistem utama pendukung kehidupan yang penting di wilayah pesisir memiliki fungsi antara lain sebagai pelindung kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil dari gempuran ombak, abrasi pantai dan intrusi air laut; mempertahankan keberadaan spesies hewan laut dan vegetasi berfungsi sebagai pengendali sedimentasi; penyedia bahan baku untuk manusia dalam berproduksi, seperti kayu, arang, bahan pangan, bahan kosmetik, bahan pewarna, penyamak kulit dan sumber pakan ternak. Restorasi hutan mangrove merupakan suatu upaya untuk memperbaiki fungsi ekologis hutan mangrove yang telah terdegradasi agar dapat kembali kekeadaan semula. Restorasi berkelanjutan dan pemeliharaan suksesi alami hutan mangrove bertujuan untuk mengembalikan kondisi vegetasi hutan menuju ke kondisi klimaks (hutan primer) melalui proses suksesi sebagai upaya dalam konservasi. Konservasi biodiversitas berkembang sebagai upaya guna menghadapi krisis keanekaragaman hayati termasuk keanekaragaman hayati yang ada di hutan mangrove. Salah satu tujuannya adalah mempelajari dampak dari kegiatan manusia terhadap spesies, komunitas dan ekosistem, serta mengupayakan pendekatan untuk menghindari kepunahan spesies dan mengembalikan spesies yang terancam ke ekosistem yang masih berfungsi.

    Suka

    Balas
  22. Muhammad Adam Malik

    Muhammad Adam Malik (1711013310008)
    TAHAPAN SURVEI AWAL AREAL
    Survei Sumber Benih
    – Lokasi survei ini adalah areal restorasi dan di sekitarnya.
    – Sasaran survei Sumber benih adalah tumbuhan jenis asli yang sudah menghasilkan buah/biji/propagul dan perkiraan areal penyebarannya. Hal yang diamati tentang pohon sasaran tersebut meliputi jenis mangrove, lokasi dan luas areal, perkiraan penyebaran buah/biji/propagul, pembungaan dan waktu panen. Survei ini bertujuan untuk mendapatkan areal sumber benih, dan mengetahui kemungkinan tentang suksesi alam atau penunjang suksesi alam serta mempertimbangkan bahwa areal restorasi akan mencapai hutan semula seperti sebelum terdegradasi.
    – Format isian data dan peralatan survei dapat dilihat pada Lampiran I-(3).
    Survei Volume Vegetasi di Atas Lantai Hutan
    – Sample plot, survei ini di laksanakan pada 3 sample plot (vegetasinya rapat, sedang, dan jarang) di dalam setiap petak. Satu sample plot berukuran 1 m x 1 m = 1m2.
    – Metode survei, karena survei ini bertujuan mengetahui kemungkinan suksesi alam, penunjang suksesi alam, dan pengkayaan penanaman, maka perlu diketahui luas rumput yang menutupi areal restorasi dan bagaimana persebaran rumputnya. Persentase luas areal rumput dan kondisi persebarannya, misalnya rumput tumbuh berkelompok atau sporadis, diteliti dan dicatat dalam peta persebaran.
    – Format isian data dan peralatan survei dapat dilihat pada Lampiran 1-(4)

    Suka

    Balas
  23. verayuniarbio17

    Berikut ini tambahan informasi terkait penentuan sampel plot pada evaluasi kegiatan restorasi (Vera Yuniar-1711013220016)
    Evaluasi kegiatan restorasi pada dasarnya dilakukan pada setiap plot. Unsur evaluasi tersebut berupa flora dan fauna, tanah, presentasi tumbuh dan kesehatan tanaman, anggaran, pendapatan masyarakat, kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang restorasi. Unsur-unsur yang perlu diambil sampelnya untuk bahan evaluasi, di antaranya yaitu presentasi tumbuh dan kesehatan tanaman, serta pola dan sistem pelaksanaan. Evaluasi ini dilakukan dengan mengambil sampel secara acak dengan intensitas sampling 5% dari luas setiap plot.

    Suka

    Balas
  24. nurulmahmudah999

    Nurul Mahmudah 1711013220012 Berikut ini tambahan informasi terkait pembentukan organisasi dan pelaksanaan restorasi.

    Pengelola menunjuk satu atau dua stafnya sebagai supervisor. Pengelola bersama supervisor dan donor memilih Field Manager (FM). Pengelola bersama FM membentuk kelompok kerja. Organisasi pelaksana restorasi terdiri dari pengelola, supervisor, FM, dan kelompok kerja.

    Disukai oleh 1 orang

    Balas
  25. agatakrist

    Kristiana Agata (1711013320006)
    Teknik survey dilakukan untuk menentukan lokasi stasiun pengamatan, sedangkan teknik observasi dilakukan untuk pengambilan data primer dan sekunder. Data primer meliputi pengambilan data vegetasi mangrove, data kondisi kualitas lingkungan perairan ekosistem mangrove, dan persepsi masyarakat terhadap upaya pengelolaan dan rencana restorasi ekosistem mangrove.

    Suka

    Balas
  26. mlda99

    Maulida (1711013120010)

    Terkait restorasi, analisis restorasi dapat kita lakukan dengan berbagai tahapan dan perlakuan pengumpulan data, misalnya analisis sekunder yang dilakukan. Analisis sekunder dalam restorasi contohnya dapat kita lakukan dengan pengumpulan data yang kita kumpulkan contohnya ikalan, majalah majalah, buku, literatur dan lain lain.
    Terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk melakukan suatu kegiatan
    restorasi dimana tahapan-tahapan ini harus diketahui, dipahami dan dicermati oleh
    para pelaku restorasi sehingga kegiatan restorasi dapat terlaksana sesuai dengan
    tujuan yang ingin dicapai yaitu kembalinya fungsi kawasan seperti semula sesuai
    dengan klausul yang tercantum dalam draft perjanjian pinjam pakai kawasan bahwa
    tidak diperbolehkannya merubah fungsi kawasan.
    Hal pertama dan mendasar yang perlu diketahui oleh pelaku restorasi adalah
    lokasi/kawasan yang akan direstorasi adalah nama lokasi, alamatnya dimana dan
    peta lokasi. Hal ini diperlukan untuk kemudahan akses pelaku restorasi menuju lokasi
    serta pelaku restorasi mempunyai gambaran letak kawasan yang akan direstorasi
    terutama terkait dengan aksesibilitas.

    Suka

    Balas
  27. dewitarinowati

    Dewita Rinowati (1711013320003)
    Terima Kasih bapak materinya sangat membantu. Rencana yang dibuat secara spesifik harus fokus pada pengembangan mekanisme keberlanjutan yang mandiri
    (self-sustaining mechanism), tergantung keberlanjutan dukungan dana dari program rehabilitasi. Pada tahap awal program rehabilitasi, dukungan dana diperlukan, namun
    dengan berjalannya waktu, mekanisme keberlanjutan yang
    mandiri dikembangkan, sehingga sumber penghidupan masyarakat lokal dapat berlanjut dan dapat mendukung rehabilitasi ketika program rehabilitasi telah berakhir

    Suka

    Balas

Tinggalkan Balasan

Please log in using one of these methods to post your comment:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.