Study of Molluscs Diversity as Ecosystem Engineer from Beach of Sungai Bakau Village, Tanah Laut, South Kalimantan

Anang Kadarsah*, Cinthia Agustina Eka Putri, Abdul Gafur
Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lambung Mangkurat, Jl A
Yani Km 35.8 Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Indonesia
*Corresponding author: anangkadarsah@ulm.ac.id

Moluska adalah biota perekayasa yang berperan penting mengubah struktur dan fungsi ekosistem termasuk pesisir dan mangrove. Penelitian ini bertujuan mendata keragaman jenis moluska sebagai kelompok perekayasa pada kawasan pesisir di Desa Sungai Bakau, Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Metode purposive random sampling digunakan untuk mendapatkan data moluska pada tiga stasiun pengamatan (pantai berpasir, pantai berkarang, dan muara sungai) dan masing-masing menjadi 6 plot pengamatan. Hasil penelitian menunjukan ditemukan satu jenis bivalvia (Meretirix meretrix) dan gastropoda sebanyak 13 jenis (Nassarius Sp., Turricula javana, Cerithidea alata, Polygona angulate, Distorsio decipiens, Latirus pictus, Bursa granularis, Latirus sp., Littorina undulate, Naticarius hebraeus, Murex elenensis, Neverita didyma, dan Turritella terebra). Indeks keanekaragaman tertinggi (1,95) ditemukan pada stasiun 1 (pantai berpasir dengan titik surut terrendah). Indeks kemerataan sebesar 0,755 yang menandakan komunitasnya stabil. Indeks kesamaan antara stasiun 1-2 dan stasiun 1-3 sebesar 92,85% sedangkan pada stasiun 2-3 sebesar 85,71 %. Berdasarkan jenisnya, kepadatan gastropoda Cerithidea alata yang tertinggi mencapai 2.996.700 ind/Ha) dan paling sedikit Turritella terebra (20.000 ind/Ha). Parameter air antar stasiun pengamatan saling mendekati : pH ±7,6 – 7,7 suhu ±29,3 – 29,7 0C, serta salinitas ±34,9 – 35,4 ppt. Perbedaan antar stasiun penelitian terlihat dari kadar sedimen. Stasiun 1 (pantai berpasir dengan surut terrendah) memiliki kadar pasir tertinggi (96,2%). Stasiun 2 (pantai berkarang) terdiri dari pasir debu 64,7% dan liat 20,6%. Stasiun 3 (muara pantai dekat hutan mangrove dan titik surut tertinggi) memiliki kadar debu tertinggi mencapai 84,6%. Kesimpulan umum : Jenis dan kehadiran moluska (bivalvia dan gastropoda).yang ditemukan pada setiap stasiun penelitian nilainya berbeda-beda.

Kata Kunci : ekosistem, keragaman, mangrove, moluska, perekayasa

Silakan kunjungi : https://ijobb.esaunggul.ac.id/index.php/IJOBB/article/view/65

Iklan

Tinggalkan Balasan

Please log in using one of these methods to post your comment:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.