Tujuan akhir dari uji toksikologik dan penelitian lainnya yang berkaitan dalam menilai keamanan/resiko toksikan pada manusia, idealnya data dikumpulkan dari manusia. Tetapi karena hambatan etik tidak memungkinkan langsung melakukan uji toksisitas pada manusia.
Oleh karena itu uji toksikologik umumnya dilakukan pada binatang, hewan bersel tunggal, atau sel kultur. Dari data-data tersebut dilakukan ekstrapolasi ke manusia, sehingga diperloleh batasan-batasan nilai yang dapat diterapkan pada manusia guna memenuhi tujuan akhir dari uji toksikologik tersebut.
Disamping itu informasi tertentu mengenai efek zat kimia pada manusia dapat diperoleh lewat berbagai cara, seperti: surveilans medis pekerja yang terpejan pada zat kimia tertentu, penelitian epidemiologi pada segmen masyarakat tertentu dan penelitian klinik pada pasien yang diberi dosis berlebihan disamping pasien yang secara kebetulan atau dengan sengaja terpejan pada sejumlah besar toksikan.
1. AZAS UJI DAYA BUNUH
Uji toksisitas adalah suatu uji untuk menentukan: (a) potensial suatu senyawa sebagai racun, (b) mengenali kondisi biologis/lingkungan munculnya efek toksik, dan (c) mengkarakterisasi aksi/efek yang ditimbulkannya. Asas uji biologi bagi toksisitas sebagai berikut (Harmita dan Maskun, 2006):
1.1. Asas Umum
- Bahwa toksikologi menyangkut suatu pemahaman tentang segala efek dari zat kimia pada organisme hidup.
- Semua zat kimia berpotensi memberikan sifat toksiknya, dimana sifat toksik tersebut ditentukan oleh dosis.
- Oleh karena itu berbagai uji toksikologi merupakan uji yang bertujuan menentukan kondisi-kondisi yang harus dipenuhi apabila suatu sel biologi dipengaruhi oleh zat kimia dan sifat dari efek zat kimia yang ditimbulkannya.
- Kondisi-kondisi tersebut adalah tergantung pada organisme dan lingkungan, sehingga pada kondisi tersebut terpenuhi pejanan dengan suatu xenobiotika akan menimbulkan efek atau aksi. Efek yang muncul akan sangat bervariasi bergantung pada berbagai faktor.
- Setiap interaksi toksikan dengan sel biologi pasti akan menimbukkan efek,salah satu tujuan dari uji toksikologik adalah menentukan atau mendeteksi kapan efek tersebut muncul.
- Efek tentunya akan bergantung pada dosis, potensi interinsik dari toksikan, dan juga oleh lama kontak xenobiotika dengan organisme ”sistem biologik”.
- Karena pembatasan yang menyangkut moral, etis, dan hukum mengenai penggunaan
manusia untuk maksud eksperimental guna memperoleh data toksisitas, maka uji toksisitas
umumnya dilakukan pada hewan uji. - Dasar hipotesa ini adalah bahwa studi toksisitas dengan spesies yang sesuai memiliki nilai ekstrapolatif untuk manusia.
- Terdapat banyak variasi dalam toksisitas yang ditimbulkan oleh zat kimia baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang diantara berbagai macam-macam spesies hewan mamalia.
- Meskipun demikian evaluasi terhadap efek toksik dilakukan dengan sangat hati-hati agar mendapatkan alasan yang paling rasional dan dapat diterima untuk menetapkan kebanyakan tipe toksisitas dengan tujuan dapat diekstrapolasi ke manusia.
- Catatan : ada pengecualian yaitu metode ini tidak berhasil terhadap tipe toksisitas immugenik.
1.2. Asas metodologi eksperimental toksikologi
- Asas ini didasarkan atas premis bahwa segala efek zat kimia atas jaringan hidup merupakan hasil reaksi zat kimia tersebut dengan suatu komponen sistem biologi hidup, atau hasil interaksi antara suatu bahan kimia tertentu dengan suatu komponen biologik.
- Studi tentang metode toksikologik dipusatkan pada deteksi dan evaluasi terhadap sifat
perubahan fungsi dan struktur yang disebabkan oleh pejanan zat kimia serta signifikansi efeknya terhadap sel-sel hidup. - Hasil perkembangan metodologi toksikologi ini memunculkan asas-asas umum, yang berlaku bagi kebanyakan prosedur uji toksikologi, dan barangkali juga bagi semua uji toksikologi.
Asas- asas umum prosedur uji toksikologi tersebut adalah (Harmita dan Maskun, 2006):
– Zat kimia harus kontak dengan target sel/jaringan biologi untuk menimbulkan efek.
– Terdapat kisaran daerah antara NOEL (No Observed Effect Level) dengan konsentrasi yang secara signifikan memberi efek atas segala sistem biologi.
– Sel-sel biologi dalam berbagai macam spesies memiliki fungsi serupa dan juga jalur metabolik yang serupa.
– Perubahan kecil yang terjadi pada struktur suatu zat kimia mungkin sangat mempengaruhi aksi biologi yang ditimbulkan.
2. PEDOMAN UJI DAYA BUNUH
Terdapat lima pedoman uji toksisitas (Weil, 1972) dalam buku ajar toksikologi umum (I
Made, 2006) yaitu:
- Bila dianggap praktis sedapat mungkin menggunakan satu atau lebih spesies yang
secara biologis memperlakukan suatu bahan yang secara kualitatif semirip mungkin
dengan manusia. - Bila mudah dikerjakan, gunakan beberapa tingkatan dosis, dengan alasan aksi/efek
pada manusia dan hewan berkaitan dengan dosis. - Efek yang ditimbulkan pada tingkat dosis yang lebih tinggi bermanfaat untuk
melukiskan kerja mekanisme aksi, tetapi untuk suatu bahan dan efek berbahaya,
ada tingkat dosis untuk manusia atau hewan dengan dosis rendah dimana efek
berbahaya ini tidak akan muncul. - Uji statistika untuk signifikansi itu sahih hanya pada satuan eksperimental yang
secara matematika telah dirambang di antara dosis dan kelompok kontrol
bersangkutan - Efek yang diperoleh melalui suatu jalur pemberian kepada hewan uji tidak „apreori“
dapat diterapkan pada efek melalui jalur pemberian lain pada manusia. Jalur yg dipilih
adalah dimana eksposisi akan terjadi.
3. PRINSIP UJI TOKSIKOLOGI
Prinsip uji toksikologi meliputi (I Made, 2006):
- Ada persamaan antara sistem biokimia pada spesies hewan yang diuji dengan mekanisme sistem biologi mamalia.
- Substansi uji dapat menyebabkan disfungsi dan kerusakan jaringan pada beberapa
dosis pemaparan. - Data toksikolgi dari hewan coba dapat digunakan untuk mengukur dosis yang tidak
menyebabkan efek negatif pada manusia. - Hubungan antara konsentrasi bahan kimia pada lokasi kontak dengan pengaruh yang
ditimbulkan adalah hal yang penting untuk diperhatikan
4. LATIHAN
Kerjakanlah latihan berikut ini!
1) Jelaskan asas uji biologi toksikan
2) Jelaskan pedoman umum uji toksikologi
3) Jelaskan prinsip dalam uji toksikologi
Sumber tulisan :
Yulianto and Amaliyah, N. (2017) Toksikologi Lingkungan. Cetakan 1. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan – Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.