Manfaatkan Kesempatan Setelah Ramadhan

Alhamdulillah. Saya ucapkan taqabballallahu minna wa minkum. Selamat hari Raya Idul Fitri 1443 H yang bertepatan jatuh pada tanggal 2 Mei 2022. Pemerintah RI bersepakat menetapkan hari tersebut sebagai hari berbuka bagi kaum muslimin setelah sebulan berpuasa. Meskipun berbeda tanggal penentuan awal puasa dengan Muhammadiyah, kedatangan hari Raya Idul Fitri menjadi kebahagiaan tersendiri. Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa ta’ala menerima amal puasa saya, kita dan kalian semua. Aamiin.

Seiring berjalannya waktu, di hari Raya idul Fitri ini, saya mengajak anda semua untuk bersama-sama menggunakan kesempatan ini sebaik-baiknya untuk senantiasa bertakwa kepada Allah Subhanahu wa ta’ala dan mengikuti apa-apa yang telah diajarkan dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi wasallam. Selanjutnya mari kita meneguk ilmu atau wawasan yang disampaikan oleh Khotib Idul Fitri, Asy-Syaikh Sholeh bin Humaid Hafizhahullah saat melaksanakan Khutbah Idul Fitri 1 Syawal 1443 H di Masjidil Harom, Mekkah, Kerajaan Arab Saudi.

✔️Menggunakan sebaik-baiknya sisa umur kita.
✔️Jangan bersedih dengan berlalunya Romadhon, dia akan kembali, tapi sedihlah bila Romadhon datang sementara roh kalian sudah pergi, kasihilah roh kalian sebelum kepergiannya.
Masih ada kesempatan untuk sholat walau satu rokaat, doa, dan meneteskan air mata.
📝Kita pada suasana id yang berbeda, alhamdulillah ini dia masjidil harom dan masjid nabawi dan tempat sholat sholat Id yang lain penuh dengan orang yang sholat.
Sungguh telah melewati muslimin masa-masa yang susah, masjid ditutup, mushaf disimpan, air mata terlinang dengan kosongnya masjid-masjid. Tempat thowaf kosong, tempat sa’i kosong.

📝 Pandemi telah melanda.
Dan Alhamdulillah negeri ini, kerajaan saudi arabia telah mengambil langkah-langkah antisipasi dan menerapkan protokol kesehatan.

📝 Dan dalam agama kita diajarkan, bahwa menjaga keselamatan jiwa lebih diutamakan daripada menjalankan syiar-syair.

📝 Lalu ketika Allah izinkan terangkatnya pandemi ini, pintu terbuka kembali, jiwa ceria dan senang. Bandar udara dibuka kembali, demikian juga pelabuhan-pelabuhan, untuk menyambut tamu-tamu Allah, para pengunjung dan jamaah umroh, sehingga dengan berbondong-bondong mereka datang, rindu, langkah-langkah dengan cepat menuju tempat syiar-syiar Allah.

📝 Mereka ibadah dengan aman dan penuh dengan pelayanan, syiar-syiar tegak, sholat ditegakkan, shof kembali dirapatkan. Engkau lihat air mata berlinangan, engkau dengar isak tangis dalam doa-doa yang tak henti-henti.
Allah telah angkat musibah pandemi, maka wajib disyukuri.

📝 Dahulu diantara protokol kesehatan adalah, tetap tinggal di rumah, menjaga jarak, kini dengan hari raya, diantara bentuk syukur adalah dengan menambah semakin rekat dalam interaksi, dengan saling kunjung, antara saudara dan teman-teman, dan ini merupakan salah satu wujud ukhuwah islamiyah. Dengan itu hubungan semakin kuat, kebencian hilang, kebahagiaan datang.

📝 Dan ulama telah menyebutkan abad-adab berkunjung.
Adab tuan rumah:

  1. Menampakkan wajah yang ceria.
  2. Mempersilahkan dan menyambut dengan baik.
  3. Berderma dengan apa yang dimiliki.
  4. Tidak membebani diri dan berlebihan dalam hidangan, maupun penampilan. Hal berlebihan ini justru akan menghilangkan maksud daripada saling mengunjungi tersebut, yaitu kenyamanan hubungan.
  5. Mengantar saat tamu pamit pulang sampai pintu rumah.

Adab tamu:

  1. Tidak mendesak-desak untuk bisa berkunjung ke rumah yang dituju, dengan terus menelpon pemiliknya atau terus mengetuk-ngetuk pintunya.
  2. Tidak berkunjung di waktu istirahat, saat sibuk, atau waktu kerja. Sehingga hendaknya mencari waktu yang tepat.
  3. Berakhlak mulia, seperti bicara yang baik, lapang dada, menampakkan kesenangan.
  4. Duduk di tempat dimana dia dipersilahkan untuk duduk.
  5. Tidak membuat tuan rumah atau tamu yang lain sungkan, dengan cara dia melihat-lihat bagian-bagian tempat duduk, berharap dia diutamakan.
  6. Jangan pula melihat-lihat barang milik orang lain, tundukkan pandangan dari pandangan-pandangan semacam itu.
  7. Jangan fudhul (berlebihan) dalam ucapan atau perbuatan.
  8. Jangan banyak tanya ttg hal-hal yang sifatnya privasi.
  9. Jangan ikut campur urusan pribadi.
  10. Jangan kamu julurkan pandanganmu atau tanganmu kepada sesuatu yang itu milik pribadi tuan rumah. Yang bisa menjerumuskannya masuk dalam urusan privasinya.
  11. Abu Laits mengatakan: tamu hendaklah melakukan 4 hal, duduk dimana dia dipersilahkan, menerima se adanya yang dimiliki tuan rumah, tidak pergi kecuali dengan ijin tuan rumah, medoakan tuan rumah saat keluar.
  12. Tidak meminta jenis makanan tertentu.
  13. Bila diberi pilihan, maka milih yang paling mudah. Kecuali bila dia tahu bahwa tuan rumah akan senang bila dia memilih makanan tertentu.
  14. Berterimaksih kepada tuan rumah, dan menampakkan rasa sukanya terhadap apa yang dihidangkan.
  15. Jangan sampai menganggap remeh atau mencela apa yang dihidangkan atau meremehkan hal yang lain.

Wallahu ‘alam. Sumber tulisan ; Kajian Islam Batam

Iklan

Tinggalkan Balasan

Please log in using one of these methods to post your comment:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.