Aktivitas manusia yang terus menerus mengubah proses sistem bumi melalui modifikasi kondisi lingkungan dan keanekaragaman hayati. Perubahan ekologi yang berlangsung pada berbagai skala ruang (lanskap atau bentang alam) dan waktu terus berdampak terhadap hilangnya struktur, fungsi, jasa dan layanan ekosistem yang penting seperti : penyediaan pangan, bahan bakar, sumber air, sumber mata pencaharian, tradisi budaya, dan kesehatan serta rekreasi.
Lanskap merupakan ruang yang heterogen dan saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam bentuk hubungan timbal balik antara komponen abiotik (air, udara, tanah, dan sebagainya) dan hayati (tumbuhan, hewan, manusia, dan sebagainya), yang terjadi dalam jangka panjang. Keberadaan lanskap juga dipengaruhi oleh proses dan kegiatan historis, ekonomi, dan budaya yang terjadi di wilayah tersebut
Dalam upaya memulihkan (restorasi) sebuah lanskap yang rusak maka seharusnya mempertimbangkan identitas yang selama ini sudah terbentuk selama ratusan tahun. Sebuah identitas terbentuk dari proses kebudayaan, mulai dari kepercayaan, teknologi, ilmu pengetahuan, hingga ekonomi, yang terbangun karena adanya hubungan manusia dengan bentang alam. Karakteristik wilayah terutama kondisi alam dan budaya masyarakatnya yang berbeda akan berdampak pada munculnya beragam masalah. Dan terkait hal ini maka diperlukan upaya mitigasi (pencegahan) dan adaptasi (penyesuaian) model kebijakan untuk menentukan kebijakan dan jenis penanganan perbaikan lanskap yang akan dilakukan. Pilihan pendekatan lanskap berkelanjutan seharusnya menjadi pilihan pemangku kebijakan karena mengintegrasikan kelestarian ekologi dalam mengoptimalkan manfaat secara ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pendekatan lanskap dalam restorasi ekosistem dan lanskap tiga elemen utama, yaitu : 1) Air dan tanah. Penyediaan kembali air merupakan elemen vital untuk keberlangsungan hidup makhluk hidup dan kegiatan ekonomi di sekitarnya. Sedangkan pemulihan tanah yang sehat merupakan syarat dasar bagi keberlangsungan produksi jasa dan layanan ekosistem. 2) Masyarakat. Pemulihan lanskap berkelanjutan tidak hanya menciptakan ruang-ruang hijau untuk kelestarian, tetapi juga menerapkan desain atau praktek yang memberikan manfaat bagi masyarakat dan ekosistem secara bersamaan. Kualitas kehidupan masyarakat mempengaruhi masyarakat dalam menentukan sikap dalam mengelola sumber daya alam di sekitarnya, dan sebaliknya. dan 3) Akses pasar. Permintaan pasar akan mempengaruhi pengambilan keputusan ekonomi, termasuk dalam menentukan komoditas yang ditanam dan praktek budidaya yang dilakukan.
Kajian utama restorasi ekosistem dan lanskap terletak pada proses yang membentuk identitas dan kelimpahan spesies dalam komunitas ekologis pasca gangguan, seperti lanskap pasca tambang. Kajian restorasi ekosistem dan lanskap dimulai dari berbagai kelompok taksonomi (mulai dari mikroba hingga pohon) pada berbagai tipe ekosistem termasuk lahan basah, hutan, area pertanian, dan pegunungan. Tema penelitian ekologi lanskap meliputi : biogeografi, urbanisasi, restorasi ekosistem, bioindikasi, dan dampak antropogenik terhadap biodiversitas dan fungsi ekosistem.
Pekerjaan dalam ekologi lanskap bersifat kuantitatif (penghitungan jumlah) dengan cara menggabungkan pendekatan teoretis, eksperimental, dan lapangan. Tujuan umum kajian ekologi lanskap adalah meningkatkan pemahaman tentang proses biotik dan abiotik pada lanskap yang terdampak aktivitas antropogenik dan konsekuensinya terhadap struktur dan fungsi ekosistem. Penelitian kajian ekologi lanskap diharapkan berkontribusi untuk mengembangkan solusi efektif dalam upaya mengurangi efek aktivitas manusia pada biosfer secara keseluruhan. Berikut ini adalah topik rencana penelitian dalam kajian ekologi pemulihan lanskap atau restorasi ekosistem dan lanskap.
- Pola dan proses pembentukan komunitas pada lanskap yang terdampak aktivitas antropogenik. Menilai kendala pengaruh faktor abiotik dan biotik pada spesies yang ada pada lanskap secara lokal dan regional. Memahami cara pembentukan atau perakitan berbagai komunitas pada berbagai skala spasial yang kompleks.
- biodivesitas dan proses ekologi pada lanskap permukiman. Menilai mekanisme yang mendasari dampak aktivitas manusia terhadap biodiversitas menggunakan ciri-ciri spesies. Pengembangan pemahaman tentang pembentukan komunitas makhluk hidup pada lanskap permukiman dengan pendekatan multi-skala. Pengembangan strategi untuk mengelola dampak aktivitas antropogenik terhadap ekosistem permukiman.
- Bioindikasi berdasarkan struktur dan komposisi komunitas ekologis : Mengidentifikasi spesies indikator pola dan proses ekologi utama pada skala lanskap. Menguji potensi penggunaan indikator untuk mendukung jasa dan layanan ekosistem pada skala lanskap. Mengembangkan pendekatan baru untuk mensurvei dan mengelola keberlanjutan ekosistem pada skala lanskap.
- Restorasi ekosistem. Menilai dampak restorasi (pemulihan) struktur dan fungsi ekosistem secara lokal terhadap biodiversitas dan jasa ekosistem. Memahami proses ekologi yang berlangsung skala lanskap dan terkait dengan restorasi ekosistem secara lokal.
Pustaka
https://www.sustainable-landscape.org/profil.php?id=2
https://www.uni-potsdam.de/en/umwelt/research/ag-landscape-ecology/research-topic